Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Gisandro, "warga Bandung tak tahu jaga kebersihan", 400 siswa SD-SMP punguti sampah di Kota Bandung

Format : Artikel

Impresum
- : , 2004

Deskripsi
Sumber:
Pikiran Rakyat: Senin, 20 Desember 2004

Isi:

BANDUNG, (PR).- Sekira 400 siswa SD-SMP dan anak-anak Panti Asuhan Muhammadiyah Bandung yang tergabung dalam program "Karya Kita, Sahabat Kita" melakukan long march dari dua tempat keramaian di Kota Bandung menuju Taman Lalu Lintas dalam Festival Bersihkan Kota, yaitu memunguti sampah yang mereka temui, Minggu (19/12).

Mereka masing-masing dari SDN Coblong, SDN Merdeka, SDN Banjarsari, SDN Babakan Ciparay, SDN Pajagalan, SMPN 3, SMPN 5, SMPN 7, SMPN 38, dan Panti Asuhan Muhammadiyah. Festival dilakukan dalam upaya menularkan semangat kepada masyarakat untuk menjadikan lingkungan sekitar menjadi bersih dan sehat.

Festival dimulai dari dua titik yang berbeda, yaitu dari Jln. Ir. Djuanda (depan Hotel Holiday Inn) dan Jln. L.L.R.E. Martadinata (depan Heritage). Anak-anak yang berangkat dari Jln.Ir. Djuanda menempuh jalur Jln. Merdeka, Jln. Aceh, Jln. Sumatra, dan Taman Lalu Lintas. Sedang dari Jln. Martadinata ke Jln. Seram, Jln. Aceh, Jln. Sumbawa, dan bertemu di Taman Lalu lintas.

Dengan berbagai alat kebersihan, mereka memunguti sampah yang ditemui sepanjang jalan yang dilalui. Selama long march, anak-anak ditemani penyanyi remaja Gheofanny dan Hilda yang juga ikut memungut sampah.

"Saya senang bisa ikut berpartisipasi dalam membersihkan Kota Bandung yang rada kacau sebab sampah ada di mana-mana. Ini salah warga Bandung yang tidak menjaga lingkungan agar tetap bersih. Kalau lingkungan tidak dijaga, bisa-bisa menjadi banjir," ungkap Sarah, siswi kelas V Unggulan SDN Banjarsari kepada "PR".

Agar lingkungan terjaga baik, menurutnya, pohon-pohon sebaiknya tidak ditebang. Seperti di daerah Cikapayang, dahulu di sana sangat teduh, namun sejak ditebang suhu menjadi panas. "Kalau ada yang melakukan gerakan kebersihan lagi diusahakan jaraknya lebih jauh lagi, sehingga cakupan wilayah lingkungan yang akan dibersihkan bisa lebih banyak, sehingga Bandung bisa bersih dari sampah," harapnya.

Sedangkan menurut Gisandro, siswa SDN Merdeka 5/6, Gerakan Bersihkan Kota ini mendidik siswa untuk menjaga kebersihan. "Bandung ini kotor karena sampah-sampah banyak ditemukan di jalan. Warga Bandung tidak tahu menjaga kebersihan. Kalau bisa, jangan buang sampah sembarang," katanya.

Hal senada dikatakan Aditya Warman, siswa kelas 5 SDN Banjarsari. Menurut dia, ikut membersihkan Kota Bandung menambah pengalaman. "Sampah-sampah tampak di jalanan. Padahal sebaiknya, buang sampah itu di tempat yang disediakan sebab sampah yang dibuang sembarangan bisa menyebabkan banjir," paparnya.

Menurut Pembantu Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan SMPN 7 Bandung, Wawan Tarmawan, gerakan ini sangat bagus sebagai sebagai pendidikan bagi anak dan supaya tumbuh kesadaran pada anak sejak dini tentang pentingnya kebersihan lingkungan.

"Kegiatan ini harus ditindaklanjuti. Kesadaran masyarakat akan kebersihan masih kurang, sehingga perlu ditingkatkan yang dimulai dari diri sendiri," ucapnya.

Di sisi lain, Niken Rachmad (Head of Corporate Communications PT HM Sampoerna Tbk) mengatakan, berteori tentang lingkungan yang bersih dan sehat tidaklah cukup untuk menanamkan persahabatan antara anak-anak dengan lingkungannya.

"Festival ini adalah bentuk kecil dari upaya menanamakn kesadaran anak akan kebersihan. Sebaiknya ditindaklanjuti, serta diapresiasikan oleh orang tua dan guru agar bibit yang sudah ada dapat tumbuh dengan baik," katanya. (A-62)

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved