Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

"Festival kesenian Kota Tua dan Pecinan" tebar semangat pelestarian bangunan tua

Format : Artikel

Impresum
- : , 2005

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Sabtu, 27 Agustus 2005

Isi:

Berbagai wacana tentang pelestarian bangunan tua di kawasan Jakarta Kota terus bermunculan. Salah satunya adalah melalui revitalisasi kota tua sehingga bangunan tua dapat dimanfaatkan tanpa menghilangkan nilai sejarah dan wujud aslinya.

Beberapa cara untuk mendukung revitalisasi tersebut antara lain adalah melalui peningkatan frekuensi kegiatan yang memiliki kaitan dengan kota tua, misalnya lewat festival budaya.

"Salah satu cara menuju revitalisasi adalah menyelenggarakan festival budaya, dengan harapan dapat mendorong kepedulian dan perhatian masyarakat terhadap keberadaan kota tua," kata Wali Kota Jakarta Barat Fajar A Pandjaitan ketika menghadiri Festival Kesenian Kota Tua dan Pecinan di pelataran Museum Fatahilah, Sabtu (27/8).

Lanjutnya, jika menjadi kegiataan tetap bidang pariwisata, festival itu dapat mendukung revitalisasi kota tua, sehingga bangunan tua yang memiliki nilai sejarah bisa dipertahankan.

Festival Kesenian Kota Tua dan Pecinan berlangsung sehari saja, dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.

Serupa dengan yang tahun lalu, festival tersebut tahun ini dibuka dengan pawai budaya yang melibatkan 19 kelompok kesenian yang setiapnya menampilkan atraksi.

Pawai itu dilepas oleh Wali Kota Jakarta Barat pada pukul 09.30 WIB di depan Museum Keramik, Jl Pos, Jakarta Barat.

"Dengan pawai ini diharapkan masyarakat semakin tertarik dan mau melestarikan keberadaan Kota Tua ini," ujar Fajar sebelum melepas para peserta pawai.

Selain oleh marawis dari Kecamatan Taman Sari, kasidah dari Kecamatan Tambora, dan tanjidor dari kelompok seni Mayangsari, pawai juga diramaikan dengan penampilan Marching Band Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN).

Pawai tersebut mengambil rute Jl Pos, Jl Jembatan Batu memutari taman di depan Stasiun Beos, Jl Pintu Besar Selatan melintasi Glodok, Jl Hayam Wuruk berputar di depan pompa bensin Hayam Wuruk, Jl Pintu Besar Utara, dan kembali ke depan Museum Fatahilah.

Tak hanya pawai itu, ada pula sekitar 40 kios didirikan di pelataran Museum Fatahilah. Di kios-kios tersebut dipamerkan barang kerajinan dari para pengurus PKK di beberapa kecamatan yang termasuk dalam wilayah Jakarta Barat, cinderamata dan obat-obatan Cina serta ditampilkan ahli feng shui dan kartunis.

Dalam acara tersebut hadir juga beberapa pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah DKI Jakarta dan Jakarta Barat, antara lain Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta Aurora Tambunan dan Kepala Suku Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Wilayah Jakarta Barat drs Baharuddin Z.

Ant
Penulis: Ati

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved