Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Nyaman dalam taman minimalis

Format : Artikel

Impresum
Nirwono Joga - : , 2005

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Kamis, 21 April 2005

Isi:

TREN pembangunan rumah berarsitektur minimalis ternyata belum diimbangi dengan pembangunan taman-taman bergaya minimalis pula sehingga yang terjadi adalah ketidakharmonisan antara bangunan rumah dan taman. Sebagai satu kesatuan, arsitektur bangunan rumah dan taman haruslah selaras. Rumah minimalis tentu akan lebih harmonis jika didukung kehadiran taman minimalis pula.

Perlu dipahami bersama bahwa minimalis adalah sebuah konsep, bukan gaya, sebagai wujud akhir dari kompleksitas dalam menyelesaikan hal-hal yang kompleks secara esensial (intisari), serta meniadakan semua elemen, terutama yang berunsur dekoratif sampai pada batasnya. Minimalis adalah pola berpikir, bekerja, dan suatu cara hidup. Sebuah cara pandang baru dalam melihat desain sebagai refleksi cara hidup masyarakat urban yang serba praktis, ringan, efisien, dan penuh kesederhanaan.

Konsep minimalis Barat cenderung rasional fungsional yang lebih menekankan pada fungsi (optimalisasi ruang) dan ekspresi kejujuran (material polos). Sementara konsep minimalis Timur dipengaruhi paham Zen-Buddhisme yang sangat filosofis, yakni menemukan "isi" di dalam kekosongan duniawi (nilai spiritual) yang jernih, polos, bening, dan merasakan kenikmatan dalam keterbatasan.

Walhasil, konsep minimalis mengarah pada penyederhanaan dalam segala bidang, baik dalam konsep tata ruang (optimalisasi fungsi-fungsi ruang), bentuk-bentuk geometris, ornamen polos, bahan asli, dan detail-detail pekerjaan yang rapi, sehingga karya tampil dengan kekuatan arsitektur itu sendiri, tidak tergantung pada hal-hal yang serba artifisial. Taman berperan sebagai penyelaras antara bangunan dan lingkungan sekitar rumah sehingga arsitektur lansekap harus menyatu dan harmonis. Taman adalah cermin dari alam yang memberi kita energi, energi adalah sumber kehidupan. Maka kehadiran taman dalam rumah (rumah taman) adalah mutlak adanya sebagai wahana terapi psikis dan fisik penghuni rumah sekaligus sumber kehidupan.

Taman merupakan representasi kehadiran alam (taman surgawi) dalam rumah sebagai bagian dari ingatan kolektif manusia (agama dan budaya) yang selalu ingin dekat dengan alam. Imajinasi taman minimalis tetap di bawah bayangan ingatan kolektif kita di masa kecil dengan lansekap alam pedesaan yang hijau, hamparan padang rumput, pepohonan yang rindang, semerbak harum bunga berwarna-warni, gemericik air sungai yang jernih, angin segar yang bertiup sepoi-sepoi, dan kicauan suara burung di atas pohon, suara jangkrik, atau suara kodok ngorek.

Pada taman minimalis prinsip itu tetap berlaku. Perpaduan unsur bebatuan (pasir, kerikil, koral, batu kali), unsur air (kolam air mancur, air muncrat, air terjun, air semprot), skala ruang terbuka yang tersedia, dan permainan tata cahaya (matahari dan lampu taman gantung, berdiri, atau sorot atas/bawah) dalam massa tanaman berbunga indah (pohon, perdu, semak, pengalas) menghadirkan suasana serasa rumah dalam taman surgawi. Permainan lampu yang tepat dapat memberikan efek dramatis, romantis, atau hening dalam taman di malam hari.

Tema taman minimalis dapat dikembangkan dengan tema taman aromatik (tanaman berbau harum wangi), taman apotek hidup (tanaman berkhasiat obat), taman air (tanaman air), atau taman rempah (tanaman kebutuhan memasak). Pilih tanaman yang mudah pemeliharaan dan perawatannya, termasuk media tanam (di tanah/di pot) dan jenis pupuk (alami/buatan).

Taman minimalis mensyaratkan hemat bahan efisien, praktis, ringan tapi kokoh, dan berteknologi tinggi, tanpa mengurangi kualitas bangunan. Bentuk geometris, garis-garis bidang lurus tegas, terlihat kaku, dan titik-titik pertemuan menyudut, tidak nyeleneh-nyeleneh, proporsional, tetap sangat menonjolkan bentuk dasar arsitektur yang tegas. Pembagian ruang sangat efisien, fungsional, dan jelas hierarkinya, tidak ada ruang mati. Sirkulasi ringkas, optimalisasi multifungsi ruang dan berurut.

Taman minimalis mensyaratkan pemeliharaan yang mudah, ringkas, dan praktis. Pemilihan material keras (hardscape) dan material lunak (softscape) yang tepat akan mempermudah pemeliharaan. Struktur taman dapat dioptimalkan sebagai daerah resapan air yang terdiri dari bawah ke atas berupa batu apung, ijuk, koral, pasir kasar, dan tanah/pasir/koral/kerikil dengan ketebalan beragam sesuai kondisi tanah.

Kehadiran perpaduan rumah dan taman minimalis yang kompak, trendi, dan praktis, tetap akan menjadi pilihan favorit. Kreatifitas dan inovatif dengan cita rasa seni tinggi merupakan simbol baru masyarakat kosmopolitan. Rumah taman minimalis justru menjadi media komunikasi antara arsitektur dan lansekap dengan bentuk kekontrasannya antara alam dan sesuatu buatan manusia (budaya). Nilai keindahan rumah taman minimalis tidak lagi mengandalkan ornamen dan obyek artifisial, tetapi lebih bermakna pada sebuah kejujuran bentuk, fungsi, dan penjiwaan ruang yang diciptakan.

Keelokan taman minimalis yang tampil serasi dengan rumah minimalis jelas akan menyegarkan mata, menyejukkan hati, dan mendinginkan bagi siapa saja yang menikmatinya. Kehadiran taman minimalis yang dinamis membuat suasana rumah juga terasa hidup dan bergairah dalam mengisi rutinitas kehidupan.

Nirwono Joga, Arsitek

Subject :

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved