Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library
Format : Artikel
Impresum
-
: , 2005
Deskripsi
Sumber:
Media Indonesia: Minggu, 26 Juni 2005
http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?id=2005062600512862
Isi:
BILA Anda dari Pekanbaru ingin berwisata ke Candi Muara Takus, sebaiknya singgah sejenak di Desa Tanjung Berulak, Air Tiris, Kabupaten Kampar. Di sana ada objek wisata yang terkenal bernama Masjid Jamik Air Tiris. Jarak antara Pekanbaru-Air Tiris hanya sekitar 52 km, atau dapat ditempuh satu jam perjalanan dengan menggunakan mobil.
Masjid ini dibangun pada tahun 1901 atas prakarsa seorang ulama bernama Engku Mudo Sangkal. Arsitektur masjid ini merupakan perpaduan gaya Melayu dan gaya China yang indah, dengan tingkat atap berbentuk limas. Di dinding masjid terdapat ornamen ukiran yang mirip dengan salah satu ornamen ukiran masjid di negeri Pahang, Malaysia. Ukiran ini bisa dilihat pada dua tonggak panjang di dalam masjid, masing-masing bertuliskan dua kalimah syahadat dan basmalah yang merupakan karya Engku Mudo Sangkal. Ukiran lainnya juga bisa dilihat di atas dan di depan mimbar.
Menara masjid ini cukup tinggi, dibuat dari kayu tanpa menggunakan bahan paku besi. Lantai masjid dibuat bertiang agar tinggi. Ada lima anak tangga yang harus dilalui pengunjung.
Sedangkan keunikan lain dari masjid ini yakni dasar sumur yang terletak di pelataran masjid, konon terdapat sebuah batu besar yang mirip kepala kerbau. Batu ini kadang-kadang berpindah tempat tanpa seorang pun yang mengetahuinya.
Banyak wisatawan dari Malaysia sering berziarah ke masjid ini bertujuan wisata maupun membayar nazar (janji), yaitu dengan cara mandi air sumur di teras masjid ini. Para pelancong ini biasanya datang beberapa hari setelah Idul Fitri atau tepatnya pada hari raya puasa bulan Syawal.
Sejak diresmikan pada 1904 dan hingga kini, Masjid Jamik Air Tiris terus berfungsi dan dimanfaatkan untuk salat lima waktu, salat Jumat, dan kegiatan untuk pengajian dan memperingati hari besar Islam.
Lalu, siapa Engku Mudo Sangkal itu?
Ia merupakan seorang pengembang agama Islam yang terkenal di daerah Kenegerian Air Tiris, lahir pada 1862 di Tanjung Belit, Air Tiris, Kabupaten Kampar, dan wafat pada 1927. Sejak awal, Engku Mudo Sangkal telah menjadikan masjid ini sebagai sarana pengembangan amal ibadah dan pusat bagi pengembanan agama serta pendidikan Islam di daerah Limo Koto, Kabupaten Kampar.
Masjid yang kini telah berusia lebih dari satu abad ini, dalam perjalanan waktu telah mengalami beberapa kali renovasi dengan dana yang berasal dari kalangan pemerintah dan swasta. Presiden Suharto, misalnya, pada 1982 pernah memberi bantuan senilai Rp10 juta untuk merehabilitasi atap dan sebagian besar lantai.
Tidak sulit menjangkau lokasi Masjid Jamik Air Tiris ini, karena letaknya tidak jauh dari jalan raya Pekanbaru-Bangkinang yang lumayan padat arus lalu lintasnya. Dari persimpangan jalan dekat pasar Kota Air Tiris, Batu Belah, wisatawan dapat masuk ke jalan perkampungan yang telah beraspal. Penduduk setempat dengan ramah menjawab pertanyaan wisatawan yang ingin pergi ke Masjid Jamik ini. (Mor/M-3)
Subject :
Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved