Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Petualangan Petak Sembilan

Format : Artikel

Impresum
Bre Redana - : , 2005

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Minggu, 10 Juli 2005
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0507/10/urban/1868357.htm

Isi:

Banyak orang Jakarta tahu, tempat petualangan makan yang mengasyikkan adalah daerah Kota dan sekitarnya. Atau kalau mau lebih khusus lagi, kawasan Petak Sembilan.

Kosa kata Petak Sembilan mengasosiasikan kosa kata yang biasa ditemui di cerita silat taruhlah "Delapan Naga", "Sembilan Bayangan", "Pintu Naga", dan lain-lain. Daerah itu memang daerah pecinan, dengan beberapa klenteng.

Bagi sebagian ahli tata ruang urban yang memiliki keprihatinan sosial, ada yang membayangkan daerah ini sebagai idealisasi metropolitan. Interaksi sosial masyarakat berlangsung intens di gang-gang sekitar situ, berikut suasana pasar yang masih menyimpan romantisme keakraban sosial tempo dulu. Tentu saja, di tengah eksplosi kepemilikan kendaraan di Jakarta masa kini, jalan-jalan di sekitar Petak Sembilan juga diribeti oleh arus lalu lintas yang mampat sehari-hari.

Makanya, untuk kepraktisan cobalah naik busway, turun di halte Glodok. Dari situ masuk ke pasar Petak Sembilan, melewati para penjual penganan, buah-buahan, sampai ke VCD porno, sebelum menemukan restoran kecil di pojokan, bernama Siauw A Tjiap. Nama restoran ini juga tak asing, karena ada cabangnya di berbagai tempat. Hanya saja, dari daerah Pancoran, kawasan Petak Sembilan inilah rumah makan ini berasal.

Rumah makan itu kecil, hanya terdiri dari beberapa meja. Di antara kepengapan pasar tradisional, dia berusaha sedikit menyamankan langganannya dengan pendingin udara sistem window yang bunyinya berisik. Tak apa, lumayan dingin. Kalau semua kursi penuh, artinya langganan harus menanti di luar, atau bisa jalan-jalan dulu di pasar.

Seribu tahun

Yang selalu terbayang dari Siauw A Tjiap di Petak Sembilan ini adalah udang rebus mereka. Dari sejak penampilannya, udang yang menggeliat memutih tersiram minyak itu sudah sangat mengundang selera. Di atasnya, rajangan daun-daun segar, disebut daun wan sui. Bahasa Indonesianya, kurang lebih daun seribu tahun.

Itu menu wajib. Kalau Anda tidak terlalu berhitung dengan kadar kolestrol dalam diri Anda, dengan formula yang hampir sama boleh juga dicoba babat jaritnya. Babat atau jeroan sapi itu ada yang disajikan pula dengan bumbu seperti udang rebus tadi.

Masih di jenis rebus-rebusan, ada ayam rebus yang tak kalah nikmat. Ayam rebus tersebut sekilas tampak hanya disajikan dengan jahe dan bawang putih. Entah formula apa lagi di balik semua itu, yang membikin ayam rebus ini begitu istimewa dan susah dicari tandingannya di tempat lain.

Masuk ke seksi ikan, di situ ada ikan gurame yang disajikan secara khusus dengan tahu. Ngawur-ngawuran saja kita meminta gurame yang dengan tahu itu, mereka akan tahu bahwa yang dimaksud adalah salah satu spesialisasi mereka, gurame tahu tausi—sejenis tauco hitam. Selain itu, bisa pula diuji belut goreng mereka, yang lagi-lagi juga susah dicari saingannya.

Aneka bubur

Usai menikmati itu semua, mungkin Anda bisa jalan-jalan di kawasan pasar Petak Sembilan. Di pasar itu di berbagai sudut Anda bisa menemukan para penjual bubur. Anggaplah, itu sebagai dessert atau makanan penutup. Dari bubur kacang ijo, ketan item, sampai bubur candil bisa ditemukan di situ.

Buah? Mungkin bisa beli sekalian untuk oleh-oleh pulang ke rumah. Dari buah sampai ke bahan makanan lainnya umumnya berkualitas bagus di Petak Sembilan. Tempe saja misalnya, yang dijual di sini kalau digoreng berbeda rasanya dengan tempe taruhlah yang dijual oleh para penjual sayuran keliling yang biasa berkeliling di perumahan- perumahan. Alpukat mentega, di situ tak pernah kehabisan stok.

Pada kesempatan-kesempatan tertentu, di Petak Sembilan banyak dijumpai penjual bunga sedap malam. Bunga sedap malam yang dijual di sini umumnya batangnya besar-besar, begitu pula bunganya. Pendeknya, kelihatan sehat dan segar.

Kalau Anda cukup romantis (terkecuali Anda termasuk yang mabuk kalau membaui bunga sedap malam) bisa pula membeli sedap malam itu untuk dipasang di pot-pot besar sebagai penghias ruangan. Dengan demikian, lengkaplah petualangan Petak Sembilan.

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved