Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library
Format : Artikel
Impresum
-
: , 2005
Deskripsi
Sumber:
Kompas: Rabu, 3 Agustus 2005
Isi:
Jakarta, Kompas - Meski awalnya lebih tertarik teknologi magnet (maglev) dari Korea untuk pembangunan monorel di Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso sekarang cenderung melirik teknologi buggy (bantalan roda yang mengapit rel) yang ditawarkan Siemens. Sebab, dengan harga 800 juta dollar Amerika Serikat, teknologi maglev lebih mahal dibandingkan buggy, yang hanya 500 juta dollar AS.
"Kita lebih cenderung Siemens, lebih murah dan tidak ada kompensasi atau syarat lainnya," jelas Sutiyoso, Selasa (2/8). Akan tetapi, lanjut dia, Pemprov DKI memberi kepercayaan kepada PT Jakarta Monorel untuk menetapkan pilihan teknologi dan investor mana yang akan membangun monorel tersebut.
Menurut Sutiyoso, selain terlalu mahal, investor maglev juga minta persyaratan atau kompensasi berupa tanah dan minta mengelola pembatasan kendaraan sepanjang jalur monorel. "Padahal, seharusnya pembatasan kendaraan itu dikelola oleh Pemprov," tambah Sutiyoso.
Sementara itu, Asisten Pembangunan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov DKI Hari Sandjojo mengatakan, PT Jakarta Monorel selaku konsorsium baru akan memutuskan teknologi dan investor mana yang akan membangun monorel pada hari Kamis besok.
Hari mengakui, selama ini pembangunan monorel terlambat dari jadwal yang sudah ditetapkan. Alasannya, kata Hari, antara lain karena terbatasnya anggaran.
"Mungkin kalau dananya sudah banyak, pembangunan bisa cepat dilaksanakan," katanya.
Gubernur Sutiyoso mengatakan, kalau investasi maglev mahal, akan berdampak pada harga tiket yang mahal juga. "Ini nantinya akan membebani masyarakat," jelas Sutiyoso.
"Subway"
Menyinggung pembangunan sarana transportasi lain, subway, sepanjang 14,3 kilometer dari Lebak Bulus sampai Kota, Sutiyoso mengatakan, Departemen Perhubungan dan Jepang sedang memproses kajian fisibilitas dan evaluasi grand design dari proyek tersebut.
"Kalau studi fisibilitas itu dan grand design selesai tahun ini, tahun depan diharapkan pembangunan fisik sudah bisa dimulai. Saya berharap Pak Menteri (Menteri Perhubungan) sudah menyelesaikan software pada tahun ini," jelas Sutiyoso. (PIN)
Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved