Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library
Format : Artikel
Impresum
-
: , 2006
Deskripsi
Sumber:
Suara Karya: 3 September 2006
Isi:
JAKARTA (Suara Karya): Pemanfaatan secara optimal bangunan bersejarah dapat menjadi andalan dalam menggaet wisatawan. DKI Jakarta memiliki banyak sekali bangunan bersejarah, dan ini bisa menarik minat wisatawan mancanegara. Terkait dengan hal itu, pembinaan kawasan budaya bersejarah menjadi sangat mutlak dilakukan.
Pendapat itu disampaikan Ir Yusuf Pohan MPA, Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta, pada Sarasehan Pemanfaatan Bangunan Bersejarah di Kota Tua sebagai Tujuan Wisata, di Hotel Borobudur, Jumat (1/9). Kegiatan kepariwisataan tidak cukup hanya difokuskan pada penyediaan akomodasi bagi para wisatawan.
Objek-objek alami memang memiliki nilai sangat tinggi dalam menggaet pelancong dari mancanegara di tengah ketatnya persaingan industri pariwisata. “Di negara-negara maju, wilayah dan kawasan yang dibangun sedemikian rupa bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang dan berkunjung. Hal itu bersifat universal.
Sarasehan itu, selain untuk menggali masukan-masukan dan saran serta ide-ide segar untuk perumusan pengembangan Kota Tua sebagai destinasi wisata budaya, juga untuk merumuskan program-program pengembangan Kota Tua untuk jangka pendek, menengah, dan panjang.
Sementara dari hasil sarasehan yang diikuti unsur instansi terkait (Dinas Kebudayaan dan Permuseuman, Dinas Tata Kota, Dinas Pengawasan Bangunan, Badan Pelestarian Pusaka Indonesia, Jakarta Ald Town Kotaku, Pecinta Kota Tua, Konsultan dan Profesional) itu berhasil dirumuskan materi pengembangan Kota Tua.
Dalam penataan kawasan Kota Tua seluas sekitar 846 hektare di Kotamadya Jakarta Utara dan Jakarta Barat, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso telah mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 34 Tahun 2006 tertanggal 27 Maret 2006. Dinas Pekerjaan Umum (PU) ditugaskan untuk menata kawasan Kota Tua, meliputi Jalan Pancoran dengan menambah jalur pedestrian dengan batu alam.
Sasaran penataan kawasan Kota Tua antara lain perlu dibuat pentahapan. Prioritas penanganannya dilakukan sinergi dengan unit kerja lain. Diperlukan penataan kembali utilitas yang berada di kawasan itu. Perlunya sekretariat untuk program penataan Kota Tua. (Yon P)
Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved