Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Pemerintah aktifkan pembuangan sampah Leuwigajah

Format : Artikel

Impresum
- : , 2007

Deskripsi
Sumber:
Koran Tempo: Selasa, 9 Januari 2007

Isi:

BANDUNG - Wakil Gubernur Jawa Barat Nu'man Abdul Hakim mengungkapkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan membuka kembali tempat pembuangan akhir sampah Leuwigajah. Lokasi ini ditutup sejak terjadi musibah ledakan dan longsor gunung sampah yang menewaskan 100 orang lebih dua tahun lalu.

Pemanfaatan kembali Leuwigajah dilakukan setelah pemerintah menyelesaikan ganti rugi lahan penduduk yang terkena longsoran sampah senilai Rp 50 miliar. Dana tersebut berasal dari pembagian antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang menggunakan lokasi tersebut sebelum terjadi bencana.

"Nanti tempatnya akan jauh dari permukiman masyarakat," kata Nu'man tentang lokasi pembuangan sampah yang baru di Bandung kemarin. Lokasi yang dipilih menunggu hasil kajian analisis mengenai dampak lingkungan. Jika Leuwigajah difungsikan, pemerintah Jawa Barat bakal memiliki 80 hektare lahan pembuangan sampah.

Lokasi baru ini, kata dia, akan dilengkapi benteng penahan sampah dan infrastruktur lainnya. Konsep open dumping tidak digunakan lagi. Nu'man mengatakan biaya operasional open dumping sangat mahal karena harus menyiapkan waste treatment serta pemipaan untuk menyalurkan gas metana.

Persoalan sampah di Bandung Raya, yang meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Garut, akan ditangani oleh pemerintah provinsi. Karena itu, setiap pemerintah kabupaten dan kota akan diajak duduk bersama membahas masalah krusial ini.

Pembahasan penanganan sampah ini akan berlangsung alot karena masing-masing pihak punya kepentingan. Apalagi persoalan sampah menjadi kewenangan setiap daerah sesuai dengan otonomi daerah. "Jangan sampai waktu kami masuk, justru kami yang disalahkan," katanya. Karena itu, pertemuan dengan setiap daerah akan digelar untuk menyelaraskan konsep penanganan sampah ini.

Nu'man mengatakan pihaknya menawarkan konsep penanganan sampah terpadu yang permanen, termasuk pilihan teknologi. Pada langkah pertama teknologi yang akan digunakan berupa sanitary landfil serta composting. Namun, Kota Bandung tidak setuju karena memilih teknologi waste to energy.

Pemerintah Kota Bandung bahkan sudah menggandeng investor swasta, PT Bril, untuk membangun fasilitas pengolah sampah untuk pembangkit listrik ini. Rencananya, kawasan Gedebage, Bandung, dipilih sebagai lokasi pengolah sampah untuk dijadikan pembangkit listrik.

Namun, Nu'man masih meragukan apakah instalasi ini bisa selesai dalam waktu dekat. Hal ini karena masyarakat membutuhkan kepastian penanganan sampah dalam jangka pendek. Apalagi Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan meminta program penanganan sampah yang permanen dalam 5-10 tahun mendatang. ahmad fikri

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved