Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Bangunan bersejarah di Depok dibongkar habis

Format : Artikel

Impresum
- : , 2007

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Kamis, 6 September 2007

Isi:

Depok, Kompas - Banyak bangunan bersejarah di Kota Depok dibongkar habis dan di atasnya didirikan bangunan baru untuk perdagangan. Situs-situs bersejarah hilang, berganti dengan rumah toko. Kondisi ini mencerminkan pembangunan di Depok semakin tidak terkendali.

Demikian benang merah pendapat sejarawan Universitas Indonesia Titi Mahrus Irsyam, Ketua Majelis Perwakilan Anggota Lembaga Cornelis Chastelein (LCC)—sebuah komunitas masyarakat Depok tempo dulu—Boy Loen, dan arsitek Osrifoel Oesman dalam seminar bertajuk "Quo Vadis Depok? Peluang dan Tantangan". Seminar yang diadakan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia pada Rabu (5/9) itu dibuka Dekan FIB Ida Sundari Husen.

"Sangat disayangkan saat ini begitu mudahnya Pemkot Depok memberikan izin perombakan bangunan-bangunan peninggalan zaman dulu dengan hanya mempertimbangkan kepentingan ekonomi atau bisnis, dan mengabaikan faktor sejarah, sehingga wajah Depok tempo dulu yang sarat nilai sejarah hilang," kata Boy.

Boy mempertanyakan soal disengaja tidaknya pembongkaran bangunan bersejarah untuk menghilangkan sejarah Depok tempo dulu. Dia memberikan contoh bangunan tua di Jalan Kartini di sebelah Kantor Kecamatan Pancoran Mas. Bangunan yang pernah menjadi tempat tinggal Ds van Daalen, pendidik dan tokoh rohaniwan di Depok, itu dibongkar dan menjadi stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU).

Meskipun masyarakat sekitar keberatan atas kehadiran SPBU itu, Boy merasa aneh izin mendirikan bangunan dari SPBU bisa keluar dan bangunan tua langsung dibongkar. (KSP)

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved