Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Gedung tua di Tangerang dibongkar

Format : Artikel

Impresum
- : , 2008

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Kamis, 4 Desember 2008

Isi:

Sebuah gedung tua bersejarah perpaduan arsitektur Indisch-Belanda dan Tionghoa peninggalan Kapiten China Oei Djie San di Karawaci, Kota Tangerang, sudah dibongkar sebagian dan menyisakan puing-puing.

Dalam pantauan Rabu (3/12) paseban belakang rumah, bagian tengah, dan sederet ruang di belakang gedung utama sudah dibongkar rata tanah. Lokasi rumah itu berdekatan dengan Sungai Cisadane.

Rumah tua berarsitektur Indisch-Eropa dan Tionghoa dalam satu kompleks itu merupakan satu-satunya yang tersisa di Indonesia. Pengamat budaya peranakan, Eddie Prabowo Witanto yang kini mengajar di Beijing, Republik Rakyat China menyayangkan pembongkaran itu.

"Itu satu-satunya rumah kuno perkebunan karet dengan arsitektur campuran yang tersisa. Dari sisi arsitektur Tionghoa rumah itu juga satu-satunya yang tersisa dari rumah berarsitektur Si He Yuan (ladam kuda) setelah Gedung Candra Naya di Jakarta Barat dirusak," kata Eddie.

Leman, warga setempat mengatakan, pembongkaran berlangsung sekitar sebulan silam. "Kayu-kayu dan batu nisan Tionghoa juga diangkut. Rumah itu dulu milik tuan tanah perkebunan karet. Engkong saya yang bernama Kuntul mendapat bagian tanah dari tuan tanah yang kini diwakafkan sebagai kuburan," kata Leman.

Rumah itu pada masa lalu pernah dijadikan tempat shooting film Si Pitung dan sejumlah kegiatan budaya. Menurut Leman, tuan tanah yang juga dikenal sebagai Kapiten Oei Djie San dikenal dermawan dan memiliki tanah perkebunan luas di Dadap, Sabi, dan Bencongan. Kapiten Djie San mengembangkan budidaya karet dan kelapa di tanah perkebunan.

Sejarawan Mona Lohanda mencatat Oei Djie San memiliki tanah perkebunan warisan keluarga di Karawaci-Cilongok. Mona juga menyayangkan pembongkaran rumah bersejarah tersebut. Rumah itu merupakan salah satu saksi sejarah perkembangan Tangerang dan kota Batavia.

Oei Cin Eng, seorang sesepuh warga setempat, menjelaskan, konon bangunan itu dibongkar seorang kolektor yang akan membangun kembali sebagian rumah tua itu di Jakarta Selatan. "Usia kompleks bangunan itu bisa jadi lebih dari dua abad. Buyut dari Kapiten Oei Djie San tercatat pada awal abad ke-19 sudah menyumbang di Kelenteng Boen Tek Bio," kata Cin Eng.

Sejauh ini tidak terlihat adanya papan petunjuk bangunan cagar budaya di lokasi bersejarah tersebut.

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved