Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Laporan akhir tahun pariwisata 2009 : Pertumbuhan wisman kembali muram

Format : Artikel

Impresum
Ami Herman - : , 2008

Deskripsi
Sumber:
Suara Karya Online: Rabu, 24 Desember 2008

Isi:

Perkembangan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dari tahun 1997 sampai 2008, mengalami fluktuasi sesuai dengan sentimen pasar terhadap Indonesia. Citra destinasi bahkan sempat menurun ketika Indonesia dilanda isu negatif mengenai keamanan, bencana alam, dan wabah penyakit.

Kerusuhan 1998, bom di Bali 2002, tsunami di Aceh 2004, wabah SARS 2003, bom Jakarta 2003, bom di Kedubes Australia 2004, Avian Flu 2005, bom Bali II 2005, gempa Yogya dan Pangandaran 2006, semuanya memperlambat pertumbuhan kunjungan wisman dari tahun ke tahun.

Di sisi lain, pariwisata mempunyai kontribusi strategis dalam mengentaskan kemiskinan melalui penciptaan lapangan kerja 6,97 persen dari jumlah keseluruhan tenaga kerja nasional.

Kinerja pariwisata dalam perekonomian nasional bahkan tumbuh menggembirakan. Buktinya, seperti diumumkan Biro Pusat Statistik baru-baru ini, akibat kerja keras semua pihak selama tahun 2007, kepariwisataan Indonesia berhasil memperbaiki citra Indonesia di dunia internasional.

Jumlah kunjungan wisman tahun 2007, misalnya, mencapai 5,5 juta orang. Angka tersebut merupakan prestasi besar setelah tahun-tahun sebelumnya -- di era reformasi -- wisman yang berkunjung ke Indonesia susah mencapai angka di atas 5 juta orang. Toh berkat kerja keras dan tekad yang bulat untuk menyukseskan program Visit Indonesia Year, maka tahun 2008 jumlah kedatangan wisman meningkat tajam menjadi 6,433.507 juta orang. Angka tersebut berpeluang terus meningkat di penghujung tahun ini.

Pertumbuhan wisatawan Nusantara (wisnus) tahun lalu juga mengalami lonjakan drastis. Kalau pada 2007 pergerakan wisatawan Nusantara hanya mencapai 211 juta perjalanan, maka selama tahun 2008 meningkat lagi menjadi 223 juta perjalanan.

Lantas, bagaimana pertumbuhan wisatawan mancanegara di Indonesia tahun depan? Menurut prediksi sejumlah praktisi kepariwisataan, akibat langsung dari krisis perekonomian dunia yang juga berimbas ke industri pariwisata Indonesia, tahun 2009 bisa dibilang tahun suram pertumbuhan wisatawan mancanegara di Indonesia.

"Ada banyak indikasi yang menyebabkan pertumbuhan wisman di Indonesia suram sepanjang tahun depan," ujar Direktur Lembaga Pengembangan Informasi Pariwisata (Lepita), Diyak Mulahela, ketika berbincang dengan Suara Karya, di Jakarta, Rabu kemarin.

Menurut Diyak, anjloknya nilai rupiah terhadap dolar Amerika sebenarnya bisa berdampak positif bagi kepariwisataan Indonesia. Mereka bisa makin leluasa membelanjakan dolarnya di Indonesia. Tetapi, wisatawan asing asal negara-negara Eropa dan Amerika Serikat saat ini sedang dihinggapi perasaan takut yang luar biasa membelanjakan uangnya untuk melancong ke Asia, termasuk ke Indonesia.

Mereka, para wisatawan mancanegara itu, menurut Diyak, bahkan takut menyimpan uangnya di bank. Mereka memilih menyimpan dengan caranya sendiri atas uang mereka yang baru diambil di bank. Mereka lakukan itu menyusul bangkrutnya beberapa bank kepercayaan publik di Amerika Serikat dan Eropa.

Akibatnya, Indonesia jangan berharap banyak wisman akan membelanjakan dolarnya ke Bali, Yogyakarta, Bandung atau kota-kota wisata lainnya di Indonesia selama 2009. Betul, tahun 2006 dan 2007 jumlah wisman asal Eropa dan Amerika Serikat termasuk turis terbanyak yang membelanjakan dolarnya di Bali, Yogyakarta dan Bandung. "Tapi tahun depan, kita nggak bisa lagi berharap seperti itu. Krisis ekonomi yang melanda dunia saat ini harus membuat siapa pun wisman asal Eropa dan Ameria waspada membelanjakan uangnya," ujar Diyak lagi.

Prediksi serupa juga diungkapkan Djoko Santoso, anggota DPR dari Partai Amanat Nasional. Ketika dihubungi kemarin, politisi kelahiran Probolinggo itu menilai tahun 2009 saatnya Depbudpar memprioritaskan perhatiannya untuk mendongkrak laju pertumbuhan wisatawan Nusantara.

"Simpel saja, saya melihat lesunya laju pertumbuhan wisman tahun depan. Semua orang kan tahu bahwa Eropa, Amerika dan negara maju lainnya sedang sangat hati-hati membelanjakan uangnya di era krisis global saat ini. Indonesia juga harus begitu. Jadi, kalau wisman tahun depan turun drastis ke Indonesia, itu normal. Organisasi perdagangan dunia (WTO) juga sudah mengumumkan pertumbuhan industri kepariwisataan dunia tahun depan hanya dua digit. Itu artinya kita tak bisa berharap banyak dari program kedatangan wisman. Sebaliknya, program wisnus harus digenjot agar hasilnya benar-benar bisa mengimbangi anjloknya kedatangan wisman," ujar Djoko.

Dalam jumpa pers akhir tahun yang digelar di gedung Sapta Pesona Depbudpar, Rabu kemarin, Menbudpar Jero Wacik menyatakan, tidak akan mematok target tinggi kedatangan wisman ke Indonesia pada 2009. Itu karena disadari kondisi perekonomian dunia sedang tidak sehat.

Tetapi Jero Wacik tetap meminta seluruh jajarannya optimistis dan bekerja keras sehingga jumlah kedatangan wisman tahun depan tidak terlalu anjlok. Target kedatangan wisman tahun depan dipatok maksimal 6,5 juta orang. Hanya turun 500 orang dari target tahun lalu sebanyak 7 juta orang yang ternyata hingga 23 Desember lalu sudah terealisasi 6,43 juta wisman.

Agar target 6,5 juta wisman itu terwujud, Menbudpar minta semua jajarannya selain bekerja keras juga mencari terobosan-terobosan baru sehingga wisman dari Jepang, Korea dan China tetap banyak datang ke Indonesia. Kegiatan-kegiatan yang memungkinkan datangnya wisman asal Jepang, Korea dan China ke Indonesia juga akan digelar secara berkelanjutan.

Menbudpar sepakat, tahun depan adalah saat yang tepat menggenjot jumlah kegiatan wisatawan Nusantara. Meski tahun depan Indonesia akan menyelenggarakan pesta demokrasi, yaitu pemilihan umum (pemilu), Depbudpar melihat kenyataan itu bukan sebagai halangan untuk meningkatkan laju kegiatan berwisata masyarakat Indonesia.

Partai-partai yang mengikuti pemilu tahun depan, menurut Dirjen Pemasaran, Depbudpar, Sapta Nirwandar, pasti akan menyelenggarakan rapat-rapat akbar di hotel berbintang dan bahkan menyelenggarakan rapat-rapat terbuka di berbagai daerah.

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved