Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Sanitasi di perkotaan belum teratur

Format : Artikel

Impresum
- : , 2008

Deskripsi
Sumber:
Suara Merdeka: Senin, 2 Juni 2008

Isi:

KENDAL- Sistem sanitasi di lingkungan permukiman padat, kumuh, serta miskin di perkotaan dan pedesaan di Kendal, masih banyak yang belum teratur. Kondisi tersebut antara lain disebabkan oleh beberapa faktor. Yakni, masih buruknya drainase di perkotaan dan persoalan sampah yang belum tertangani secara optimal.

"Di daerah perkotaan yang terlayani oleh pengelolaan drainase dengan baik saat ini baru 40%. Akibatnya, ketika musim hujan di sejumlah titik muncul genangan air dan banjir. Lambatnya aliran air di saluran dan rendahnya daya serap tanah, karena permukaannya tertutup beton dan aspal," ungkap Kepala Bappeda Pemkab Kendal Drs Soepardjan berkenaan dengan Hari Air Sedunia tingkat Jateng di Kendal 28 Mei lalu.

Di sisi lain, sampah yang dihasilkan masyarakat baru dikelola sekitar 65%. Tempat pembuangan akhir (TPA) yang ada, beberapa di antaranya telah habis masa pakai. "Kondisi ini diperparah dengan masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah. Misalnya, membuang sampah di aliran sungai dan irigasi," paparnya.

Dia mengemukakan, pengelolaan air limbah juga menjadi persoalan untuk segera dicarikan solusi. Pelayanan pengelolaan air limbah baru mencapai 51%. "Bahkan, masih banyak rumah tangga di perkotaan yang pengelolaan limbahnya belum jelas. Misalnya, belum memiliki jamban keluarga atau memiliki jamban, namun tidak ada septic tank, sehingga kotoran disalurkan ke lokasi terbuka," ujarnya.
Supardjan menambahkan, sanitasi di lingkungan yang kurang baik dikarenakan rendahnya tingkat ekonomi, pendidikan, kesadaran masyarakat, pembiayaan dari pemerintah, serta kepadatan penduduk yang sangat tinggi.

Pencemaran Air

"Dampak yang ditimbulkan akibat sanitasi yang belum teratur dan pembuangan sampah secara sembarangan adalah pencemaran air permukaan dan air tanah. Cairan licit yang dihasilkan dari tumpukan sampah dan limbah cair akan mengalir ke permukaan sungai, saluran dan air tanah yang dangkal. Semakin lama jumlah limbah yang dihasilkan semakin banyak. Akibatnya, air tercemar itu tidak lagi baik untuk dikonsumsi secara langsung," tuturnya.

Pembuangan limbah padat dan limbah cair ke sungai serta saluran, lambat namun pasti akan menyebabkan pendangkalan. Daya tampung sungai yang berkurang menimbulkan banjir. "Pengelolaan sampah yang tidak benar akan berdampak pula pada menurunnya tingkat kesehatan masyarakat. Kelanjutannya, produkstivitas kerja masyarakat menjadi rendah karena menderita sakit."
Terkait dengan persoalan itu, diperlukan keterlibatan seluruh komponen dalam upaya menaikkan kesadaran perlunya menata sanitasi di lingkungan masing-masing, mengenalkan sanitasi yang baik kepada anak-anak sekolah lebih dini, mengalokasikan dana APBD, serta APBN yang memadai untuk keperluan itu, menggerakkan swadaya warga, menerapkan teknologi tepat guna dan berkesinambungan guna membangun sanitasi baik.

Tak kalah pentingnya adalah melibatkan komponen masyarakat dalam rangka merencanakan, membangun, mengawasi, serta merawat sanitasi di lingkungannya. (G15-37)

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved