Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Empat Kawasan Wisata di NTT

Format : Artikel

Impresum
- : , 2008

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Kamis, 20 November 2008 | 07:27 WIB
http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/20/07271165/empat.kawasan.wisata.di.ntt.

Isi:

KUPANG, KAMIS - Tahukah Anda provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang terdiri 19 kabupaten/kota telah dibagi menjadi empat kawasan wisata. Plt.Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya NTT, Emanuel Kara, di Kupang, Rabu (19/11) mengatakan bahwa hal ini terkait dengan permintaan Gubernur NTT perlunya dipikirkan sebuah kawasan wisata mulai dari ujung Pulau Flores sampai Lembata dan Pulau Timor, Sumba, Alor dan Rote.

Klaster pertama terdiri atas Pulau Timor yang meliputi Kupang, Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU) dan Belu, wilayah yang berbatasan dengan negara Timor Leste.

Klaster kedua meliputi Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada dan Nagekeo dan klaster ketiga meliputi Ende, Sikka, Flores Timur dan Kabupaten Lembata. Klaster ke-empat meliputi Kabupaten Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah dan Sumba Timur. "Jadi seluruh pulau Sumba masuk dalam satu klaster atau kawasan wisata," katanya.

Penetapan klaster ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan termasuk icon daerah. Klaster dua yang meliputi wilayah Manggarai secara keseluruhan termasuk Ngada dan Nagekeo, misalnya, iconnya adalah Taman Nasional Komodo (TNK).

Klaster tiga yang meliputi Ende, Sikka, Flores Timur dan Lembata, dengan icon Danau tiga warna Kelimuti, di Flores Timur ada Prosesi Jumat Agung dan di Sikka ada Taman Lautnya serta Lembata dengan penangkapan ikan Paus secara tradisional.

"Kalau untuk wilayah Sumba difokuskan pada wisata budaya, sedangkan di daratan Pulau Timor dengan perkampungan adat di Boti, juga ekowisata di daerah pengunungan Mutis, Alor dengan Taman Laut dan Rote dengan Nambrela," katanya.

Dengan demikian sudah ditetapkan kawasan pariwisata disertai dengan icon-iconnya. Ini untuk menarik wisatawan mengunjungi kawasan-kawasan wisata tersebut, katanya.

Dengan dibukanya kawasan wisata ini sesungguhnya membuka peluang di bidang investasi, seperti perhotelan dan rumah-rumah makan. Saat ini pemerintah tinggal memfokuskan pembangunan infrastruktur pendukungnya. Artinya, aksesibilitas dari dan ke obyek wisata harus dibangun, katanya.

MBK

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved