Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Museum Sriwijaya Diresmikan

Format : Artikel

Impresum
Siwi Nurbiajanti - : , 2008

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Rabu, 5 November 2008 | 19:52 WIB
http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/05/1952196/museum.sriwijaya.diresmikan

Isi:

PALEMBANG, RABU - Museum Sriwijaya yang berisi benda-benda peninggalan Kerajaan Sriwijaya, diresmikan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Rabu (5/11). Museum yang terletak di Jalan Sakyakirti, Karanganyar, Palembang tersebut diharapkan menjadi pusat pengetahuan dan bukti eksistensi berdirinya Kerajaan Sriwijaya.

Peresmian oleh Gubernur Sumatera Selatan, Mahyuddin NS. Selain Museum Sriwijaya, Pemprov Sumsel juga meresmikan Museum Tekstil.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel, Dwi Priyono mengatakan, museum Sriwijaya menempati lahan seluas 600 meter persegi, dan terbuka untuk umum. Pengadaan gedung, penataan ruangan, dan kelengkapan isi museum dibiayai oleh dana APBD tahun 2007.

Museum itu berisi 230 koleksi, terdiri arca, prasasti, keramik, dan manik-manik. Sebelumnya di lokasi yang sama juga sudah berdiri Museum Taman Budaya Purbakala Palembang. Namun museum tersebut belum memiliki ruang koleksi yang memadai.

Sementara, museum tekstil yang berada di Jalan Talang Semut Palembang berisi koleksi kain khas palembang, seperti songket dan batik. Koleksi museum batik sebanyak 327 buah. Kain dihasilkan dari berbagai alat seperti tenun, pintal, rajut, dan anyam, ujarnya.

Mahyuddin dalam sambutannya mengatakan, masyarakat Palembang harus bangga memiliki museum. Diharapkan, museum tersebut bisa menjadi sarana belajar dan menggali ilmu pengetahuan.

Menurut dia, sesungguhnya museum tidak hanya mengoleksi benda- benda kuno, tetapi juga benda-benda baru yang memiliki nilai pendidikan.

Duplikat

Arkeolog dari Balai Arkeologi Palembang, Retno Purwanti mengatakan, sekitar 30 persen koleksi yang ada di Museum Sriwijaya merupakan duplikat. Benda peninggalan sejarah yang asli terdapat di Museum Nasional Jakarta.

Menurut dia, benda-benda yang dipamerkan ditemukan antara tahun 1920 hingga 1930. Penelitian intensif terhadap keberadaan benda-benda tersebut kami lakukan tahun 1982 hingga sekarang, katanya.

Dari hasil penelitian, Kerajaan Sriwijaya diperkirakan berdiri sekitar abad VII. Hal tersebut terlihat dari keberadaan Prasasti Kedukan Bukit yang dibuat tahun 682 Masehi. Pusat pasti Kerajaan Sriwijaya belum diketahui, tetapi kemungkinan besar di Palembang Barat karena di sana merupakan pemukiman padat dan pusat industri, tambahnya.

Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa pemerintah Kerajaan Sriwijaya sudah mengenal toleransi beragama. Meskipun secara resmi kerajaan tersebut beragama Budha, di sana juga ditemukan arca Hindu. Berdasarkan berita Arab, Raja Sriwijaya pernah mengirimkan surat ke Umar bin Aziz, dan meminta ulama untuk dikirim ke Sriwijaya.

"Daerah cakupan kerajaan Sriwijaya diperkirakan hingga Jambi, Bangka, Lampung, Muangthai, dan Philipina. Arca peninggalan kerajaaan Sriwijaya ditemukan pula di daerah-daerah tersebut. Museum Sriwijaya diharapkan menjadi lembaga penelitian, yang membuktikan bahwa Kerajaan Sriwijaya benar-benar eksis," ujar Retno.

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved