Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Asal-Usul Patung Gajah Museum Nasional (5) : Dari Semarang-Singapura Kembali Ke Siam

Format : Artikel

Impresum
Iwan Santosa - : , 2008

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Selasa, 21 Oktober 2008 | 11:34 WIB
http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/21/11341033/asal-usul.patung.gajah.museum.nasional.5

Isi:

Dari Semarang-Singapura Kembali Ke Siam

10 April

Pukul 07.30 Sekretaris dan tangan kanan Gubernur Singapura naik ke kapal kerajaan untuk menyambut Baginda Raja. Baginda Raja menyampaikan ingin turun ke darat secara pribadi tanpa memerlukan sambutan resmi seperti kunjungan pertama.

Pukul 11.00 Kolonel Anson pejabat Gubernur Singapura naik ke atas kapal kerajaan untuk menyambut Baginda Raja Chulalangkorn. Hadir sepuluh pejabat Kerajaan Inggris menerima Baginda Raja di dermaga Johnston.

Setelah jamuan makan di Government House, Baginda Raja mendatangi kediaman Konsul Siam Praya Atsadongkottitraksa. Beliau beristirahat sejenak sebelum mengunjungi Kota Singapura.

Usai jamuan makan malam di Government House, Baginda Raja menyaksikan pacuan kuda. Beliau kembali ke kapal kerajaan pukul 23.00. Pejabat Gubernur Singapura dan para pejabat mengantar Baginda Raja hingga dermaga. Deretan obor dipasang di sepanjang jalan menuju dermaga.

11 April

Pukul 08.00 Kapal kerajaan meninggalkan Pelabuhan Singapura menuju Siam.

Catatan perjalanan Baginda Raja Chulalangkorn berakhir di sini. Meski demikian, suratkabar lokal di Bangkok mencatat tanggal 15 April 1871, kembalinya Baginda Raja disambut meriah rakyat. Pesta berlangsung dan seluruh kota Bangkok bermandikan cahaya menyambut kedatangan Baginda Raja Chulalangkorn dari muhibah pertama ke manca-negara yakni Jawa.

Sebagai penghargaan atas sambutan baik yang diterima dalam kunjungannya, Baginda Raja Chulalangkorn memerintahkan mengirim dua patung gajah perunggu ke Jawa dan Singapura. Patung Gajah itu ditempatkan di Gedung Batavia Genootschap Voor Kunsten en Wettenschapen (Masyarakat Pecinta Seni budaya dan ilmu pengetahuan Batavia) yang kini menjadi Museum Nasional.

Catatan Kompas, hal penting yang harus digarisbawahi adalah proses modernisasi Kerajaan Siam berawal dari inspirasi yang didapat Baginda Raja Chulalangkorn saat berkunjung ke Jawa.

Atase Kebudayaan Kedutaan Besar Kerajaan Thailand di Jakarta, Sombat Khattapan menjelaskan, pelbagai terobosan di bidang industri, ekonomi, sosial dan politik dikembangkan Baginda Raja Chulalangkorn dari kemajuan Pulau Jawa abad-19.

Beliau memerintahkan pembangunan jaringan kereta api. Infrastruktur modern hingga membangun boulevard pertama di sekitar Sanam Luang (Sanam Luang adalah Lapangan Monas versi Thailand di sebelah Grand Palace-red). Sistem irigasi dan pelbagai jenis industri dikembangkan dari pengalaman belajar di Jawa, kata Sombat.

Sejarawan David K. Wyatt dalam buku Studies in Thai History mencatat, Baginda Raja Chulalangkorn adalah salah satu tokoh besar abad 19 di masa bangsa-bangsa Asia mulai bangkit.

Raja Chulalangkorn tampil ke pentas dunia satu generasi dengan tokoh besar seperti Garibaldi pemersatu dan pembebas Italia, Bismarck tokoh pembaharu Prusia (Jerman-red), Perdana Menteri Inggris Gladstone dan Benjamin Disraeli, Kaisar Meiji dari Jepang yang mendorong restorasi, Li Hung-Chang pembaharu Kekaisaran Tiongkok hingga Presiden Amerika Serikat Abaraham Lincoln.

(Oleh Iwan Santosa disarikan dari Journeys to Java by a Siamese King karya Imtip Pattajoti Suharto, printed by ITB Press, Bandung, 2001, ditambah riset pribadi dari pelbagai sumber)

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved