Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Pulau Jawa pernah di bawah kekuasaan Perancis

Format : Artikel

Impresum
Iwan Santosa - : , 2008

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Jumat, 15 Agustus 2008 | 10:50 WIB
http://www.kompas.com/read/xml/2008/08/15/10504292/pulau.jawa.pernah.di.bawah.kekuasaan.perancis.

Isi:

TERLUPAKAN dari ingatan kolektif, pada suatu masa, Hindia Belanda, tepatnya Pulau Jawa, pernah berada di bawah kekuasaan Perancis semasa Napoleon Bonaparte berkuasa.

Kala itu, seperti ditulis Genevieve Foster dalam buku Dunia Abraham Lincoln, saat Kerajaan Belanja diduduki Perancis, Napoleon (tahun 1804 menjadi Kaisar Perancis) menetapkan adiknya, Louis Napoleon (orang Belanda mengenal sebagai Lodewijk Napoleon), menjadi raja Belanda dan seluruh jajahan serta pos dagang dari Ghana, Afrika Selatan, India, Sri Lanka-Galle, Malaka, Singapura, hingga Hindia Belanda.

Otomatis Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels yang orang Belanda pun bertindak atas nama takhta Perancis. Sebelumnya, tahun 1793, Perancis telah memaklumatkan perang kepada Belanda. Kapal perang Perancis Recerche dan Esperance yang bersandar di Jawa pun disita Belanda (seperti dicatat buku Orang Indonesia dan Orang Prancis karya Bernard Dorleans).

Daendels yang terinspirasi semangat Revolusi Perancis, Liberte, Egalite et Fraternite (kebebasan, kesetaraan dan persaudaraan), praktis adalah seorang antifeodal. Dia mengurangi banyak kekuasaan elite feodal Bumiputera di Jawa dan memberantas praktik korupsi, terutama di kalangan masyarakat Eropa. Sikap tegas Daendels berdampak pada perlawanan yang muncul seperti pemberontakan Raden Rangga, kerabat Hamengkubuwana II.

Intervensi kebijakan Perancis via Daendels ke dalam istana di Yogyakarta dan Surakarta, menurut sejarawan MC Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 telah menjadi pemicu benih Perang Jawa (1825-1830) yang dipimpin Diponegoro.

Komunitas Perancis di Batavia, dalam catatan Bernard Dorleans, pernah memiliki koran berbahasa Perancis. Daerah hunian mereka juga menjadi pusat perdagangan kelas elite yang dikenal sebagai Franseburt.

Mahakarya masa pendudukan Perancis di Jawa sudah barang tentu adalah pembangunan Jalan Raya Pos di bawah arahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels yang menjadi cetak biru pembangunan Pulau Jawa modern. Pembangunan Jalan Raya Pos Anjer-Panaroekan menurut peneliti Belanda, Marie Louise Ten Horn van Nispen, dibangun setara dengan kualitas Jalan Raya Paris-Amsterdam.

Jalan Raya Pos adalah sarana mobilitas militer dan pos yang hingga kini buahnya dinikmati penduduk Jawa sebagai urat nadi ekonomi abad ke-21.

Subject :

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved