Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Menikmati Perjalanan dengan KA "Presiden"

Format : Artikel

Impresum
- : , 2008

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Kamis, 16 Oktober 2008 | 00:52 WIB
http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/16/06194771/menikmati.perjalanan.dengan.ka.presiden.

Isi:

Berkaraoke di gerbong kereta api? Ya, mengapa tidak? Di dalam gerbong KA wisata dengan desain khusus, penumpang dapat menikmati suasana santai, termasuk berkaraoke.

Kompas menikmati perjalanan dengan KA wisata sepanjang hari Selasa (14/10), bersama puluhan wartawan lainnya. Berangkat dari Stasiun KA Gambir Jakarta pukul 10.00, dua gerbong KA wisata yang digandengkan dengan KA Argo Gede yang menuju Bandung.

Dua gerbong KA wisata itu adalah gerbong KA wisata Nusantara dan KA wisata Toraja, masing-masing berkapasitas 19 orang dan 22 orang. Dua gerbong ini berada di rangkaian gerbong paling belakang.

Dari gerbong KA wisata Nusantara yang berada pada rangkaian KA Argo Gede paling belakang, penumpang dapat melihat pemandangan alam.

Dari balkon VIP yang dilengkapi dengan meja dan kursi, pemandangan di luar dapat dinikmati dengan leluasa, mulai dari sawah nan hijau sampai gubuk-gubuk di tepi rel KA.

Di lobi tengah KA wisata Nusantara ini, tersedia sofa dengan fasilitas audio yang dapat digunakan untuk berkaraoke. Sepanjang perjalanan pergi ke Bandung dan kembali ke Jakarta, penumpang KA wisata terus menikmati suasana santai.

Sejak berangkat ke Bandung dalam waktu hampir tiga jam dan kembali ke Stasiun Gambir, penumpang bisa mengisi waktu dengan berkaraoke.

"Guncangan-guncangan yang terjadi selama perjalanan tidak terasa karena dikalahkan oleh suara keras para penumpang yang berkaraoke," kata Kepala Humas PT KA Daerah Operasi I Akhmad Sujadi.

Suasana panas di luar tidak terasa karena KA wisata Nusantara dilengkapi dengan fasilitas pendingin ruangan, selain kamar mandi. Penumpang yang ingin beristirahat dapat merebahkan diri di kamar tidur dengan kasur yang cukup untuk dua orang. Kamar tidur ini dilengkapi dengan kaca rias.

Biasanya, KA wisata Nusantara digunakan presiden Republik Indonesia sejak era pemerintahan Soeharto. Namun, ketika itu KA wisata Nusantara hanya terbatas digunakan untuk rombongan presiden. Baru setelah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi presiden, KA wisata Nusantara diperbolehkan digunakan masyarakat umum.

"Pak SBY mengizinkan KA wisata Nusantara disewakan kepada masyarakat umum," kata Direktur Utama PT KA Ronny Wahyudi.

Digunakan oleh publik

Sejak tiga tahun terakhir ini, KA wisata yang biasa digunakan presiden itu dapat pula dinikmati oleh masyarakat luas. Padahal KA wisata ini sudah ada sejak tahun 1995.

Setelah mendapat lampu hijau dari Presiden, manajemen PT KA memanfaatkan kereta itu sebagai moda transportasi bagi publik. Sejak KA itu dioperasikan, PT KA memperoleh tambahan pendapatan rata-rata Rp 200 juta per tahun dari sewa tiga gerbong KA wisata.

"Tahun 2007, KA wisata disewa sebanyak 36 kali. Biasanya yang mencarter adalah pejabat dan mantan pejabat, kalangan artis dan pengusaha yang berlibur bersama keluarga dan kerabatnya. Wistawan asing juga pernah menyewa KA wisata ini," kata Kepala Humas PT KA Adi Suryatmini.

Gerbong lainnya, KA wisata Toraja, berkapasitas 22 tempat duduk eksklusif, enam belas orang di ruang rapat yang dapat pula digunakan untuk berkaraoke, dan enam lainnya di ruangan khusus (kabin). KA wisata ini dilengkapi dengan minibar, pendingin ruangan dan toilet.

Satu gerbong lainnya, KA wisata Bali, juga memiliki 22 tempat duduk dengan desain yang sama dengan KA wisata Toraja. Namun dalam perjalanan kemarin, gerbong KA wisata Bali tidak digunakan.

Menurut Suryatmini, ketiga KA wisata itu dapat dirangkaikan pada KA reguler yang dilengkapi dengan KA pembangkit listrik berkekuatan minimal 300 KVA seperti KA Argobromo Anggrek, KA Argo Lawu, KA Dwipangga, KA Argo Muria, KA Argo Gede, KA Bima, dan KA Sembrani.

Tarif KA

Menurut Adi Suryatmini, setiap masyarakat atau penumpang umum bisa menyewa kereta wisata. Namun sebelum menggunakan, penyewa harus menentukan stasiun tujuan karena menyangkut penghitungan tarif.

Sebagai gambaran, tarif KA wisata per gerbong Jakarta-Surabaya Rp 12 juta sekali perjalanan. Tarif tujuan Jakarta-Yogyakarta/Solo Rp 10 juta, Jakarta-Semarang Rp 8 juta, Jakarta-Bandung Rp 6 juta, Jakarta-Cirebon Rp 6 juta. Tarif Bandung-Surabaya Rp 10 juta, Bandung-Yogyakarta/Solo Rp 7,5 juta, dan Surabaya-Banyuwangi Rp 6 juta.

Tarif itu semua untuk sekali jalan ke stasiun tujuan. Tarif yang ditetapkan PT KA itu sudah termasuk tuslah atau pelayanan tambahan sesuai dengan KA reguler yang diikuti.

Berdasarkan data yang ada di PT KA, minat masyarakat untuk menikmati KA wisata terus meningkat dalam tiga tahun terakhir. Mengantisipasi perkembangan itu, PT KA berencana menambah dua gerbong baru KA wisata dengan desain yang lebih futuristik. "Tahun 2009, dua gerbong baru KA wisata itu sudah dapat dinikmati masyarakat," kata Ronny Wahyudi.

Di KA wisata tersebut, penumpang bukan hanya bisa berkaraoke, tetapi juga dapat menggelar rapat, pesta keluarga, bahkan pesta pernikahan dalam suasana berbeda dan unik. Nah, Anda tertarik?

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved