Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Ekspedisi Jadi Pengingat Menuju Perbaikan

Format : Artikel

Impresum
Agustinus Handoko, Mukhamad Kurniawan, Sidik Pramono - : , 2008

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Kamis, 21 Agustus 2008 | 06:00 WIB
http://www.kompas.com/read/xml/2008/08/21/06000324/ekspedisi.jadi.pengingat.menuju.perbaikan

Isi:

SEMARANG, KAMIS - Ekspedisi Kompas 200 Tahun Anjer-Panaroekan diharapkan bisa menelurkan laporan yang bisa mengingatkan masyarakat mengenai nilai penting jalan raya yang digagas Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels.

Gubernur Jawa Tengah Ali Mufiz saat melepas tim sepeda Kompas-Polygon di Semarang, Rabu (20/8) pagi, mengingatkan, fungsi jalan sebagai pemutus kesenjangan antarwilayah. Ali Mufiz juga mengharapkan agar seluruh lapisan masyarakat bisa mengambil hikmah dari perubahan yang terjadi di sepanjang Jalan Raya Pos (De Grote Postweg) sejak Anyer sampai Panarukan.

Selama 200 tahun sejak dibangun pada tahun 1808, beragam perubahan terjadi, baik positif maupun negatif. Dengan sajian Kompas mengenai temuan perubahan yang terjadi selama 200 tahun, masyarakat akan tahu seperti apa dulu dan bagaimana sekarang.

Redaktur Pelaksana Harian Kompas Budiman Tanuredjo mengatakan, Ekspedisi bukanlah bentuk pengakuan atas penjajahan Belanda, termasuk ke- kejaman selama pembuatan Jalan Raya Pos. Ekspedisi justru ingin melihat dinamika sosial Jalan Raya Pos 200 tahun silam, sekarang, dan kemungkinan kondisinya di masa yang akan datang.

Di Semarang, Ekspedisi disambut antusias pehobi sepeda. Sebanyak 200-an orang dari Semarang Onthel Community, Paguyuban Onthel Semarang, dan Bike to Work menyertai tim sepeda Kompas-Polygon dari kantor Gubernur Jawa Tengah menuju batas Kota Semarang. Rencananya, Kamis ini, tim sepeda akan berangkat menuju Rembang.

Menempuh perjalanan sekitar 80-an kilometer, tidak sampai setengah hari, tim sepeda sudah tiba di Pati. Di rute Semarang-Pati ini, tim sepeda kembali harus menghadapi panas menyengat, debu, dan terutama jalanan yang rusak. Kondisi itulah yang memperlama perjalanan sekalipun rute ini terpendek dibandingkan dengan etape sebelumnya. Jalanan rusak juga sempat membuat pembalap sepeda Mubaidillah (34) dan Randi (47) terjatuh. Namun, keduanya tetap bisa melanjutkan perjalanan.

Pada saat bersamaan, tim Ekspedisi melakukan kegiatan jurnalistik di wilayah Kudus, Pati, Demak, Rembang, dan sekitarnya. Beberapa tema yang tereksplorasi adalah soal kemunduran komoditas andalan daerah.

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved