Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Sensasi Menu Hasil Laut

Format : Artikel

Impresum
- : , 2008

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Sabtu, 15 November 2008 | 06:22 WIB
http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/15/06223356/sensasi.menu.hasil.laut

Isi:

Malam mulai larut, tetapi Jalan Kali Mati, Jakarta Utara, hari Kamis (13/11) malam justru makin ramai. Tamu datang silih berganti masuk-keluar warung penyedia makanan laut. Tatkala lewat depan warung-warung itu, tercium aroma masakan hasil laut yang menggoda. Mari nikmati sensasi masakan hasil laut yang sedap itu.

Makanan hasil laut tak pernah membosankan. Menyantap masakan jenis ini tak harus di tempat yang harga makanannya mahal lho. Malah sering kali kelas warung mampu menyajikan masakan yang nikmat.

Warung makanan hasil laut yang cukup tersohor berada di Jalan Kali Mati (sekarang Jalan Hidup Baru), Jakarta Utara. Wilayah ini berada di seberang Gedung Mangga Dua Square.

Di tepi jalan yang berada di seberang kali (sungai) kecil tersebut ada sekitar 10 warung kaki lima yang menyajikan menu makanan laut. Tetapi, kami memilih mampir di warung yang ke-10, Warung "Seafood Mulyono 49".

Pengelola warung ini amat cepat menyajikan masakan. Barangkali itulah bedanya dengan deretan warung lain meski sama-sama menawarkan masakan lezat.

Tak heran bila jumlah pengunjung ke warung ini lebih banyak dari warung lainnya. Di sana terdapat meja-meja panjang berukuran masing-masing empat meter berisi masing-masing 10 kursi, nyaris selalu penuh. "Makan di sini murah. Rasanya juga lumayan enak," ujar Marsugi yang ditemui di warung itu.

Menu andalan warung ini adalah sajian saus padang. Saus padang kepiting, saus padang udang, saung padang kerang, saus padang cumi, serta saus padang ikan bawal.

Untuk mengejar pelayanan yang cepat, pengelola menggunakan lima wajan dan mempekerjakan 36 orang. Juru masak dan asistennya semua lelaki, amat cepat memasukkan bahan masakan dan mencampur bumbu ke dalam wajan. Tangan mereka begitu cekatan meramu bumbu.

Setiap kali wajan isi cumi, kerang, atau kangkung bersentuhan dengan bumbu, si juru masak mengaduknya. Api pun menyala besar dan ah..., aroma sedap menyeruak pandangan dan penciuman kami yang tengah menunggu masakan matang. Tak sampai lima menit, satu menu sudah terhidang di depan mata.

Soal rasa memang tergantung selera, tetapi di lidah kami, rasa masakan juru masak belia warung tersebut tak kalah sedap dibanding masakan kelas restoran. Bedanya, di warung ini, harga makanan amat bersaing dengan restoran. Seporsi cah kangkung, misalnya, hanya Rp 5.000. Udang saus mentega Rp 19.000. Total harga makanan pesanan kami, seporsi udang saus tiram, udang goreng, cumi tepung, kerang hijau goreng, kerang hijau tauco, cah kangkung, tiga nasi putih dan tiga gelas air jeruk hanya Rp 115.000. Murah bukan?

Muara Karang

Selain di Kali Mati, Jakarta Utara, yang berdekatan dengan laut memiliki Pusat Jajan Muara Karang. Pusat jajan itu merupakan kumpulan lebih dari 20 warung makan ala lesehan atau duduk di bangku biasa.

Pemilik warung umumnya hanya mau mengolah makanan, menyediakan nasi putih, dan minuman. Pengunjung atau tamu harus membeli sendiri ikan, udang, cumi, kepiting yang hendak mereka santap. Pemilik warung mengutip biaya melayani tamu per orang Rp 6.000 (termasuk nasi seporsi). Ongkos merebus kerang Rp 10.000, memasak udang saus padang atau kepiting saus tiram masing-masing Rp 15.000.

Akan tetapi, kegiatan membeli hasil laut di pasar ikan amatlah mengasyikkan. Disayangkan, kondisi pasar dan jalanan yang becek bisa mengurangi animo pengunjung.

Di luar kelas warung, di Jakarta dan sekitarnya terdapat banyak restoran berkelas penyaji makanan hasil laut. Kawasan Pluit, Jakarta Utara, menjadi gudang restoran makanan hasil laut. Adapun Mal Kelapa Gading, Jakarta Utara, menampilkan restoran hasil laut di tempat yang ditata santai yang terasa romantis pada malam hari.

Di Jalan Pesanggrahan Raya, Jakarta Barat, Jalan Raya Ser- pong dan Jalan Alternatif Trans Yogi, Cibubur, terdapat restoran penjual kepiting yang nikmat.

Ada pula warung makanan hasil laut Bang Edot di tenda Jalan Pesanggrahan Raya. Sekalipun kelas tenda, untuk bisa bersantap pada jam makan malam, Anda harus antre.

Warung tenda dan restoran umumnya memiliki bumbu dengan ciri masing-masing. Bang Edot kental dengan bumbu Jawa Timuran, misalnya sambal terasi.

Rajawali Restaurant di Jalan Muara Karang, Jakarta Utara, menghidangkan menu hasil laut khas Manado dan Makassar. "Kami punya sambal bakar, sambal petis, dan saus mangga yang banyak dipilih tamu karena rasanya segar," kata Ny Lidya Tungka, pemilik Rajawali Restaurant.

Bagi yang tinggal di Jakarta Selatan tentu cukup kenal Restoran Jun Njan di Jalan Sultan Iskandar Muda No 35 D atau di Jalan Arteri Pondok Indah. Restoran ini cukup langgeng diminati penikmat makanan hasil laut dari generasi ke generasi.

Restoran Jun Njan boleh dibilang restoran hasil laut senior di Jakarta. Restoran ini didirikan pasangan suami-istri Tjoe Foek Lim dan Wong Njan Tjhoei tahun 1956 di Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Restoran seafood dengan pendekatan masakan China ini memiliki banyak cabang. "Tapi dapurnya tersentral di Batu Ceper, Jakarta Pusat, sehingga kualitas rasa terjaga puluhan tahun," kata Lisdiana (56), pengelola Restoran Jun Njan di Arteri Pondok Indah.

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved