Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Kreativitas Lokal untuk Pariwisata : Meski Krisis Keuangan, Jumlah Wisatawan Bertambah

Format : Artikel

Impresum
- : , 2008

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Kamis, 6 November 2008 | 01:04 WIB
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/11/06/01041486/kreativitas.lokal.untuk.pariwisata

Isi:

Jakarta, kompas - Undang-Undang Anti Pornografi dan Porno Aksi bukan penghambat perkembangan industri pariwisata. Keberadaan UU baru itu justru diyakini mampu memicu kreativitas masyarakat lokal untuk mendongkrak pariwisata, misalnya memunculkan ciri khusus daerah sebagai atraksi utama.

Kepala Suku Dinas Pariwisata Jakarta Pusat Sahat Sitorus, Rabu (5/11), mengatakan, UU Anti Pornografi dan Porno Aksi harus didukung. Jika ada yang melanggar, akan dikenai sanksi berupa peringatan, penyegelan, dan pencabutan izin usaha.

Namun, masyarakat tidak perlu takut karena industri pariwisata murni tidak pernah menjual pornografi atau porno aksi. Hiburan malam dan perhotelan yang menjadi basis industri ini pun bukan berarti harus dibumbui hal-hal berbau seks.

"Justru industri pariwisata amat mungkin berkembang dengan menggali kreativitas masyarakat lokal. Jika mereka dilibatkan, muncul rasa memiliki. Pemerintah, pemodal, dan masyarakat sama-sama untung. Pariwisata pun berkembang tanpa takut berbenturan dengan sosial budaya masyarakat sekitar," kata Sahat Sitorus, Rabu.

Sebagai contoh, Jakarta Pusat kini berupaya agar masyarakat di sekitar Jalan Jaksa, Gambir, berpartisipasi dan berkreasi mengembangkan obyek wisata yang telah menjadi kampung wisatawan asing sejak puluhan tahun silam itu. Salah satunya dengan menggelar Festival Jalan Jaksa 2009.

"Sebelumnya, festival ini kurang atraktif. Kini, kami memberi peluang bagi warga dan para wisatawan mendesain format festival agar lebih akrab dan membumi. Saat ini memang baru proses persiapan, tetapi jika semua bekerja sama akan menjadi atraksi wisata yang amat menarik," kata Kepala Suku Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Abas Sudiana.

Kepala Suku Dinas Tata Kota Jakarta Pusat Mangara Pasaribu menambahkan, festival yang berlangsung di pusat kota itu merupakan strategi untuk mempermudah menarik wisatawan mengenal serta menikmati Jakarta yang sarat dengan obyek wisata, seperti Monumen Nasional dan Museum Prasasti yang juga salah satu warisan budaya dunia itu.

Selain itu, Kota Jakarta Pusat, kata Mangara Pasaribu, merupakan kawasan unik karena urusan bisnis maupun rekreasi bisa dilakukan di sini. Kota ini memiliki kawasan modern dengan gedung pencakar langit berdampingan dengan Menteng yang asri. Rumah-rumah tua, jalanan lebar bebas macet, serta Taman Suropati Menteng yang juga taman terbaik nasional 2008, bisa menyerap kunjungan wisatawan jika dikemas dengan tepat.

Wisatawan meningkat

Meski dibayangi krisis ekonomi dan ancaman terorisme, industri wisata di Jakarta memang masih menjanjikan. Jumlah wisatawan asing di Jakarta selama Januari-Oktober 2008 bertambah ketimbang kurun yang sama tahun 2007. Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta Arie Budhiman menjelaskan, jumlah wisatawan naik 24,7 persen dari 904.588 orang menjadi 1.129217 orang pada 10 bulan terakhir.

Wisatawan asing rata-rata tinggal delapan hari di Jakarta dan mengeluarkan uang sekitar 250 dollar AS. Sebagian besar wisatawan berasal dari negara ASEAN, tempat kedua diduduki Asia Timur, yakni Jepang, Taiwan, Korea, dan Republik Rakyat China, lalu diikuti negara-negara Timur Tengah. Wisatawan Eropa berkurang jumlahnya, ujar Arie, karena ketiadaan penerbangan langsung dari Eropa ke Indonesia. (ONG/NEL)

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved