Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library
Format : Artikel
Impresum
Pradaningrum Mijarto -
: , 2009
Deskripsi
Sumber:
Kompas.com: Rabu, 13 Mei 2009 | 17:13 WIB
http://www.kompas.com/readkotatua/xml/2009/05/13/17134566/menjelajah.surga.makanan.di.seputaran.glodok
Isi:
KOMPAS.com — Buat penggila makanan, kawasan Pancoran adalah salah satu kawasan surga makanan yang wajib dijelajahi. Bukan hanya makanannya yang punya cerita, tapi kawasan itu sendiri juga luber dengan kisah nan panjang. Plus, makanan yang dijual di wilayah Pancoran, Jakarta Barat, ini memang patut dicicipi.
Degup kehidupan di sini sudah dimulai sejak pagi, saat sarapan. Maka itu, kalau punya rencana mengeksplorasi makanan di kawasan ini, mulailah sejak saat sarapan. Buat sebagian orang, mendengar nama Petak Sembilan mungkin sudah bikin "puyeng", tapi buat sebagian lainnya, Petak Sembilan bagaikan album kenangan.
Kenapa "puyeng"? Karena membayangkan gang-gang kumuh dan becek, juga karena bayangan makanan di Pecinan yang serba non-halal. Padahal, gang-gang itu punya banyak cerita dan makanan yang dijajakan juga tak melulu non-halal.
Di gang yang dulu bernama Petaksembilan (sekarang Jalan Kemenangan I), tak jauh dari Jalan Kemurnian I, Anda sudah bisa menghirup bau sedap berbagai makanan khususnya ayam panggang. Selain itu, ada penganan jajan pasar lain seperti bolu, bika ambon, semar mendem, getuk, dan aneka bubur manis. Mau memborong makanan kering kalengan juga tersedia di sepanjang gang ini.
Di salah satu kedai di gang ini, penggemar mipan juga bisa bernostalgia. Itu karena Lili dan Andy meneruskan kebiasaan menjual penganan yang dibikin dari tepung beras itu. Mipan, semacam bubur sumsum, terbuat dari tepung terigu (disiapkan dalam mangkuk kecil) yang kemudian disajikan dengan gula jawa cair yang dicampur dengan bawang putih.
"Makanan ini sudah ada sejak saya kecil. Dulu yang jual pikulan pakai piring aluminium ceper," ujar Achiu (50), warga sekitar.
Selesai "cuci mata" dan mengisi perut dengan cemilan tadi, Anda bisa terus melangkah ke pertokoan Gloria. Di belakang pasar ini, berjejal penjual makanan. Tinggal pilah pilih mana yang sesuai selera. Penggemar makanan berkuah, seperti soto tangkar, bisa langsung menuju ke gerobak Kang Agus atau yang tenar dengan soto tangkar Hauce di dekat Soto Betawi Afung. Jelas, dua makanan ini halal.
Seporsi soto tangkar dipatok seharga Rp 7.000. Agus, penjual soto tangkar asal Bogor ini, sudah siap melayani pengunjung sejak pukul 06.30 setiap hari. Rasa soto yang satu ini memang berbeda dari soto sejenis yang banyak dijual. Kuah santannya lebih kental. "Kalau mau cari saya, tanya aja soto tangkar Hauce. Saya udah jualan di sekitar sini sejak tahun 80-an," begitu kata Agus.
Jika perut sedang meronta, sulit untuk memilih makanan. Anda dikepung berbagai jenis makanan. Di sekitar soto tangkar saja, ada makanan lain seperti cakwe dan soto betawi. Bagi mereka yang memilih makanan non-halal, lebih banyak lagi pilihan, seperti sekba atau bektim. Sebelum sampai ke Soto Betawi Afung, Anda "dihadang" pi oh tauco, nasi tim ayam, dan nasi campur di Tak Kie yang juga tenar dengan kopinya.
Afung, si pemilik soto betawi, berkisah, dia sudah menjual menu ini sejak tahun 1982. Perempuan ini juga menjual berbagai pernik hiasan untuk perayaan Imlek, meski hari itu masih cukup jauh. Soal rasa, soto betawi di sini layak dicoba. Kuah santannya begitu gurih ditimpal potongan daging sapi nan tebal dengan harga tak lebih dari Rp 20.000 seporsi.
"Kalau kamu makan pagi di sini, jam 06.30 bisa-bisa ketemu Ciputra. Dulu juga Lim Soe Liong sering sarapan di sekitar sini. Mereka pake topi, celana pendek, enggak ada yang kenalin dah," begitu kata Afung seperti ditirukan rekan seperjalanan Warta Kota.
Pilihan tak berhenti sampai di situ. Gado-gado direksi, mi kangkung si jangkung siap memuaskan selera. Bumbu kacang gado-gado direksi yang sudah sekitar 40 tahun eksis di kawasan ini terasa begitu lembut. Bumbu inilah yang jadi kekuatan gado-gado yang dibanderol sekitar Rp 15.000 ini.
Lumpia isi tahu kuning, bengkoang, dan taoge yang dicocol samble kacang juga jadi andalan di tempat ini, sebagai cemilan tentunya. Di seberangnya, mi kangkung si jangkung siap pula disantap. Tentu saja, makanan di atas cuma sedikit dari sekian banyak pilihan. Intinya, menjelajah lokasi ini tentu saja tak cukup waktu sehari. Siap "berpetualang"? (pra)
WARTA KOTA
Subject :
Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved