Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Menpera : Rusunami jadi tren dunia

Format : Artikel

Impresum
- : , 2009

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Jumat, 3 Juli 2009 | 21:29 WIB
http://properti.kompas.com/read/xml/2009/07/03/21293320/menpera.rusunami.jadi.tren.dunia

Isi:

BANDUNG, KOMPAS.com - Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera) M Yusuf Asy’ari menyebutkan, pembangunan rumah susun milik (rusunami) atau rumah susun sewa (rusunawa) saat ini sudah menjadi tren global dunia.

"Pembangunan rumah susun saat ini sudah menjadi tren dunia dan di Indonesia sendiri saat ini terdapat 652 tower dan 60 persen pembangunannya berada di sekitar Jabodetabek," katanya ketika meresmikan pembangunan rusunami di Buahbatu Bandung, Jumat (3/7).

Ia menjelaskan, buktinya di rusunami ini walaupun belum beres dibangun, tetapi dari 1.500 unit yang dibangun kini sudah terjual sebanyak 900 unit rusunami. Apalagi ini merupakan rusunami yang mendapatkan subsidi dari pemerintah.

"Untuk perumahan pemerintah mengeluarkan dana dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN) 2006-2009 sebesar Rp 2,5 triliun dan kebanyakan dananya digunakan untuk pembangunan rusunami," katanya.

Karena rusunami ini bersubsidi, lanjutnya, maka pemerintah menentukan siapa orang yang berhak memiliki hunian ini, yaitu mereka yang memiliki gaji per bulannya maksimal Rp 4,5 juta dan hanya dijatah satu rumah saja.

Di samping itu, rusunami ini juga tidak bisa diperjualbelikan atau tidak bisa membeli lewat perantaraan calo. Oleh karena itu, mereka yang akan membeli rusunami harus menentukan pilihannya apakah memilih yang luasnya 21 meter persegi atau 36 meter persegi.

Namun, Yusuf menyebutkan, dengan adanya rusunami tersebut dikhawatirkan akan terjadi kekumuhan baru di Kota Bandung. Oleh karena itu, untuk mengantisipasinya Pemprov Jabar dan Pemkot Bandung harus mengeluarkan peraturan tentang ketentuan maksimal penghuni rusunami per unitnya.

"Bagi mereka yang bukan warga Bandung dan ingin memiliki rusunami, itu diperbolehkan. Asalkan ketika mereka datang ke Bandung tidak membawa semua keluarganya, karena itu akan menimbulkan kekumuhan di huniannya," ungkapnya.

Sementara itu, Wali Kota Bandung Dada Rosada menyebutkan, saat ini Kota Bandung masih membutuhkan sekitar 200.000 unit hunian lagi. Asumsi kebutuhan ini diambil dari 2,5 juta yang setiap anggota keluarganya maksimal lima orang. Sehingga dengan perbandingan seperti itu, jumlah kebutuhan rumah sekitar 500.000. Sementara jumlah rumah yang ada sekarang sekitar 300.000, jadi masih kurang.

"Pembangunan harus dilakukan bertahap, termasuk tower rusunami. Apalagi lahan lahan di Kota Bandung sangat terbatas, sehingga harus dilakukan pembicaraan dengan masyarakat," ujarnya.

Disinggung rencana pembangunan yang akan dibangun di Jamika, Dada mengatakan telah menyiapkan dana sebesar Rp 6 miliar untuk pembebasan lahan. Namun, masih terhambat karena masih ada penolakan dari warga.

"Sehingga saya harus menarik lagi dananya. Kita juga sepertinya akan banyak melakukan sosialisasi pada masyarakat pentingnya pembangunan rusunawa dan rusunami ini," pungkas Dada.

AC

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved