Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Menpera : "Landed house" semakin sulit

Format : Artikel

Impresum
- : , 2009

Deskripsi
Sumber:
Kompas.com: Senin, 10 Agustus 2009 | 17:11 WIB
http://properti.kompas.com/read/xml/2009/06/15/12004957/wah....15.persen.rusunawa.kesulitan.listrik

Isi:

MALANG, KOMPAS.com - Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera), M. Yusuf Asy’ari, menyatakan ke depan sistem bangunan "landed house" akan semakin sulit, dan sebaliknya rumah susun (rusun) atau apartemen sederhana justru menjadi tren hunian masyarakat perkotaan.

"Mau tidak mau, suka tidak suka, ke depan rusun ini yang menjadi tren sebab lahan yang ada semakin sempit seiring perkembangan zaman. Bahkan di pedesaan, pembangunan rumah juga mulai ke atas (bertingkat-red.)," katanya usai acara peletakan batu pertama pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Universitas Brawijaya (UB) Malang, Senin (10/8).

Ia mengakui, kalaupun ada lahan yang luas, harganya juga sangat mahal sehingga sulit untuk memiliki "landed house", terutama di daerah perkotaan Pulau Jawa. Akhirnya rusun itulah yang menjadi pilihan masyarakat.

Saat ini, kata dia, jutaan masyarakat yang belum memiliki tempat tinggal, termasuk dosen, karyawan, dan staf yang ada di lingkungan perguruan tinggi.

"Oleh karena itu, pihak rektorat juga harus berpikir keras bagaimana cara mereka bisa memiliki rumah, minimal tempat tinggal berupa rusun," katanya.

Menpera menyarankan pihak rektorat menggandeng pengusaha real estate untuk membangun rumah bagi dosen, karyawan, dan stafnya. "Real Estate Indonesia (REI) Jatim sudah menawarkan konsep rumah susun sederhana milik (rusunami). "Tawaran ini harus segera direspons oleh kalangan kampus," katanya menegaskan.

Menurut dia, bagi dosen, karyawan, dan staf yang ingin memiliki rusunami. Mereka yang berpenghasilan kurang dari Rp4,5 juta per bulan akan diberikan subsidi uang muka (DP) sebesar Rp7 juta dengan masa angsuran dari perbankan yang relatif cukup lama, yakni 10-15 tahun.

Ia mengemukakan, subsidi yang telah terealisasi untuk kredit pemilikan rumah (KPR) pada tahun 2005 mencapai Rp250 miliar, 2009 sebesar Rp2,5 triliun, dan 2010 diperkirakan Rp3 triliun.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) REI Jatim, Tri Wedianto, mengatakan program pembangunan rusunami di provinsi ini diawali di Kota Malang yang berlokasi di sekitar Jalan Veteran.

Namun, kata dia, istilah yang digunakan bukan rusunami, melainkan apartemen bersubsidi. Apartemen ini akan dibangun 12 lantai dengan kapasitas 700 unit dan luas setiap unit 21 meter persegi atau 28 meter persegi.

"Konsepnya masih kami matangkan, apakah setiap unit nanti seluas 21 meter persegi atau 28 meter persegi. Kalau lahannya sudah siap dan berlokasi di tengah kota, yakni di Jln. Veteran, atau lokasinya berdampingan dengan pusat perbelanjaan Malang Town Square (Matos)," katanya.

Ant

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved