Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Jembatan Suramadu Madura objek wisata baru

Format : Artikel

Impresum
Ayu Citra Sukma Rahayu - : , 2009

Deskripsi
Sumber:
Berita Daerah: Jumat, 12 Juni 2009
http://beritadaerah.com/artikel.php?pg=artikel_jawa&id=9810&sub=Artikel&page=3

Isi:

(Berita Daerah - Jawa) - Detik demi detik peresmian Jembatan Nasional Suramadu (Surabaya-Madura) oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), agaknya membuat pengelola kapal penyeberangan feri Dermaga Ujung Surabaya-Kamal Madura merasa ketir-ketir.

Namun, momen bersejarah bagi jembatan terpanjang se-Asia Tenggara ini (5.438 meter) yang menguhubungkan Pulau Jawa dan Pulau Madura dengan dana ditelan Rp4,5 triliun ini, sekaligus menguji nyali feri untuk unjuk gigi.

"Inilah saat yang tepat bagi operator penyeberangan kapal feri untuk menunjukkan keberanian mereka," kata pengamat ekonomi dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) "Enciety Business Consult", Kresnayana Yahya, di Surabaya.

Ia bahkan menantang pengelola kapal penyeberangan Ujung (Surabaya) - Kamal (Madura) untuk dapat memanfaatkan kesempatan emas ini. Kalau mereka ingin melanjutkan kinerjanya seiring dengan kokohnya Suramadu, sebaiknya para pengusaha angkutan penyeberangan itu bisa memikirkan cara lain untuk tetap eksis.

"Bukannya malah memohon subsidi dari pemerintah," katanya menegaskan.

Pasalnya, 18 unit yang beroperasi 12 feri, selama ini melayani penyeberangan Selat Madura termasuk monopoli, karena dari Jawa ke Madura atau sebaliknya, moda transportasi hanya dengan feri.

Walaupun saat ini pemerintah sudah memiliki "mainan baru" untuk dianakemaskan, sebagai pemain lama yang menghubungkan Surabaya dan Madura, kapal feri tetap mempunyai peluang besar untuk terus hidup dan berkarya di dunia perhubungan laut.

"Seharusnya, pengelola kapal feri tidak perlu khawatir jika kue atau pasar penyeberangan Surabaya-Madura akan diambil Suramadu, karena mereka bisa membidik sasaran baru. Bahkan, keduanya bisa berkolaborasi dalam satu paket wisata," katanya.

Senada dengan Kresnayana, Kepala Cabang PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Feri, Prasetyo B. Utomo, menambahkan, sebagai operator penyeberangan, ia telah menyiapkan strategi tersendiri untuk meningkatkan kinerja feri.

"Untuk meningkatkan kinerja feri, kami akan melakukan segala upaya. Salah satunya membuka trayek wisata bahari Surabaya-Madura dengan kapal wisata," katanya.

Ia optimistis, konsep kapal wisata dapat mengurangi angka penurunan penumpang di penyeberangan Ujung-Kamal yang diprediksi mencapai 40 persen. Saat ini, di penyeberangan Ujung-Kamal dari sekitar 18 kapal feri yang ada, yang layak beroperasi hanya 12 saja.

"Setiap hari, penyeberangan ini dimanfaatkan oleh rata-rata 12.000 orang, 5.000 unit sepeda motor, dan 2.250 unit kendaraan roda empat," katanya.

Demi keberlangsungan hidup feri lain yang belum masih tampil ala kadarnya, ia menyarankan agar feri yang ada saat ini dapat mencontoh konsep wisata bahari Suramadu yang didukung oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Timur.

"Kami yakin, dengan konsep ini perwajahan kapal feri yang awalnya tampil biasa menjadi semakin cantik. Bahkan, dapat meningkatkan daya saingnya dalam mengarungi situasi krisis ekonomi global seperti sekarang," katanya.

Menurut pria yang akrab dipanggil Pras ini, strategi itu dapat menarik banyak wisatawan domestik hingga asing. Ada dua unit kapal yang akan dioperasionalkan sebagai kapal wisata bahari, satu kapal ditempatkan di Kamal dan satu lagi ditempatkan di Ujung.

"Kapal feri yang masing-masing berkapasitas 300 sampai 500 penumpang ini, akan kami sulap menjadi tempat wisata yang nyaman dan representatif," katanya menambahkan.

Tarif melintas Suramadu yang merupakan jembatan tol juga nisbi murah, untuk mobil atau kendaraan roda empat Rp30 ribu dan sepeda motor Rp3 ribu, sedangkan dengan feri mobil Rp65 ribu dan sepeda motor Rp5.700,00 serta orang Rp3.700.

Menyayangkan Tarif

Suramadu sudah bisa diduga tidak hanya menjadi ikon bagi Jatim khususnya, Indonesia umumnya, tetapi juga menjadi objek wisata baru yang bisa diandalkan menarik wisatawan, khususnya wisatawan domestik maupun regional, Asia Tenggara.

Terbukti, saat peresmian oleh Presiden SBY, ribuan warga Jatim dan beberapa daerah di Nusantara, sudah menunggu untuk segera menikmati "mainan" baru yang tergolong bangunan spektakuler tersebut.

Rencana awal, pengelola akan membukan untuk umum jembatan tol Suramadu mulai Sabtu, 13 Juni 2009 selama dua pekan gratis. Namun, karena antusiasnya masyarakat untuk menikmati Suramadu, akhirnya pascaperesmian dibuka untuk umum maka "menyerbulah" ribuan warga melintasi dan berkongkow-kongkow di atas Selat Madura tersebut.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jatim, Djoni Irianto, menyatakan, untuk menarik banyak penumpang, kapal wisata ini dilengkapi berbagai prasarana dan sarana penunjang seperti AC, tempat duduk yang nyaman, "live music", televisi layar datar, ruang karaoke umum dan VIP, dan berbagai wisata kuliner khas Surabaya. Semisal, gado-gado dan rujak cingur serta aneka jus buah.

"Saya optimistis, kapal tersebut akan menarik minat wisatawan untuk berkeliling di sekitar Suramadu. Melihat kemegahan Suramadu dan indahnya nuansa laut di sana. Apalagi, lama tempuh dari Dermaga Ujung ke objek wisata Suramadu hanya sekitar 25-30 menit atau lebih cepat dari feri Ujung-Kamal yang membutuhkan 45 menit," katanya.

Ia mengakui, skema kolaborasi antara dua infrastruktur juga telah diterapkan di Hongkong. Keduanya saling mendukung dan terlihat damai, sehingga minim akan persaingan memperebutkan pasar.

"Kami berharap, sinergi antara Suramadu dengan feri dapat seiring sejalan dan keduanya tidak saling merugikan," katanya.

Mengenai operasional kapal wisata itu, katanya, mulai Jumat malam hingga hari Minggu. Kalau hari biasa, kapal akan beroperasi layaknya yang lain.

"Kapal wisata ini hanya beroperasi pada malam hari, tujuannya agar wisatawan domestik dan asing dapat menikmati kecantikan Suramadu saat dihiasi kerlap-kerlip cahaya lampu. Pada hari Sabtu dan minggu, ia akan beroperasi mulai pagi hingga pukul 22.00 WIB," katanya.

Akan tetapi, ia sangat menyayangkan mengapa hingga kini tarif untuk kapal wisata belum ditetapkan. Padahal, dalam waktu dekat ini sudah memasuki musim liburan. Selain itu, ia sudah menerima banyak permintaan dari sejumlah korporasi yang berminat mengadakan liburan dengan kapal wisata itu.

"Memang sayang, karena sampai sekarang kami belum menerima undangan rapat untuk pembahasan tarif kapal wisata, baik bagi individu atau grup. Namun, kami terus berusaha untuk mempercepat rapat tersebut," katanya.

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved