Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Betawi "punye cerite"

Format : Artikel

Impresum
Neli Triana - : , 2009

Deskripsi
Sumber:
Kompas.com: Sabtu, 1 Agustus 2009 | 05:34 WIB
http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/08/01/05345661/betawi.punye.cerite

Isi:

KOMPAS.com-Kekhasan Betawi tidak cuma ondel-ondel atau kisah Si Pitung. Bicara soal makanan, Betawi pun tidak hanya punya kerak telor. Akhir pekan ini, ayo cicipi makanan khas Ibu Kota. Banyak pilihan tersedia, mulai dari gado-gado, asinan betawi, laksa, soto betawi, sayur asem, hingga gabus pucung yang rasanya dahsyat itu.

Kali ini, wisata kuliner diawali di sebuah Warung Ketupat Laksa Betawi Ny Atikah di Jalan Kebon Kacang V, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Warung yang ada sejak tiga generasi lalu dan sudah tiga kali pindah tempat ini awalnya dibuka oleh Rakimin, kakek Atikah. "Dulu kakek saya masih berjualan di Pasar Tanah Abang, pasar tempo doeloe," kata Atikah (56).

Apa bedanya dengan laksa bogor? Atikah langsung menjawab, laksa betawi tidak memakai ayam suwir, oncom, dan taoge. Isi ketupat laksa betawi adalah irisan ketupat, bihun, kemangi, kucai, telur, perkedel, dan bawang goreng, serta kuahnya yang kental dengan taburan udang kering.

Setiap hari Atikah menyediakan ketupat laksa, sate lembut, sate manis, dan sate kambing. Sate lembut dan sate manis bahannya daging sapi segar. Warungnya buka pukul 10.00-17.00. Hari Minggu dan hari besar, ia memilih tutup. Soal harga, harga masakan di warung ini termasuk wajar. Per porsi Rp 12.000-Rp 20.000.

Puas mencicipi laksa, lanjutkan wisata icip-icip di salah satu warung asinan betawi yang cukup terkenal, Asinan Betawi H Mansyur atau lebih dikenal dengan Asinan Kamboja yang berdiri sejak 1965 di Jalan Taman Kamboja, Rawamangun, Jakarta Timur.

Yang disajikan di warung ini hanya dua macam, yaitu asinan sayur dan buah. Akan tetapi, asinan sayur seharga Rp 8.000 per porsi mungkin menjadi kelebihan warung ini.

Taoge, irisan kol, mentimun, dan irisan daun selada yang benar-benar masih segar ditumpuk dalam satu piring saji dengan irisan tahu mentah. Sayuran ini kemudian nyaris tertutup oleh tebaran kerupuk mi dan kerupuk merah muda yang diremas hingga remuk. Kemudian disiram dengan kuah kacang dan butiran kacang tanah goreng. Gula merah cair dituangkan sebagai sentuhan terakhir yang memberi tambahan rasa manis. Segar, pedas, manis, garing, dan gurih langsung terasa di mulut.

Penyedap rasa alami

Di tengah hari, saat rasa lapar begitu melilit, sebagian orang tetap mencari nasi dengan lauk pauk dan sayur nan mengenyangkan. Coba saja arahkan kendaraan Anda menuju Warung Sayur Asem Matali di Jalan Raya Joglo, RT 02 RW 06 Joglo, Kembangan, Jakarta Barat.

Tepat di samping kiri warung ini ada jalan kecil yang diberi nama Jalan Sayur Asem. Nama gang ini diberikan tidak lain karena kemasyhuran warung sederhana milik Haji Matali yang berdiri sejak tahun 1970-an.

Di etalase lauk pauk terhidang bermacam gorengan, seperti bakwan udang, ikan bandeng, ikan bawal merah, ikan mas, ikan mujair, ikan asin, tahu, tempe, dan lalapan. Pete yang masih terbungkus kulitnya sengaja direbus dan digantung di atas etalase kaca. Penjual otak-otak tepat di depan warung segera menyuguhkan sepiring dagangannya kepada pelanggan yang datang.

Sayur asem dengan kuah bening kehijauan. Di dalamnya ada irisan kacang panjang, terung bulat hijau yang diiris jadi dua, melinjo dan daunnya, nangka muda, serta oncom. Tambahan bumbu lain adalah jengkol tua yang turut direbus.

Yang membuat penikmatnya langsung melek dan berkeringat adalah rasa asam dari buah asam mentah dan kuah pedas. Kuah pedas itu berasal cabai rawit hijau yang turut direbus hingga matang di dalam kuah. Belum lagi sambal cabai rawit merahnya, mantap. "Kami hanya pakai cabai, garam, dan bawang sebagai bumbu masaknya. Tidak pakai penyedap rasa buatan," kata salah satu pelayan.

Harga sepiring sayur asem Rp 4.000 sama dengan harga seporsi nasi. Lauk gorengan rata-rata Rp 6.500 per potong. Es teh manis cuma Rp 1.000 per gelas. Jam buka pukul 08.00-16.00, tetapi seringnya masakan ludes pada pukul 14.00.

Kalau menu sayur asem sudah terlalu jamak, coba saja menu khas Betawi yang kini tergolong langka, gabus pucung dan pecak gabus di Warung Haji di Jalan Kahfi II Nomor 21, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Warung ini buka sejak pukul 09.30.

Kuah pucung mirip rawon karena berbahan baku sama, yaitu keluwak (pucung). Sementara pecak seperti opor, bersantan kuning kental. Rasanya dijamin sedap. Apalagi, ketika kuah itu disiramkan ke ikan gabus atau gurami goreng berbumbu. Jadi, siap berwisata kuliner khas Betawi akhir pekan ini? (M CLARA WRESTI/ SOELASTRI SOEKIRNO)

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved