Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Kemang akan menjadi perkampungan modern

Format : Artikel

Impresum
Erik - : , 2009

Deskripsi
Sumber:
beritajakarta.com: 21 Januari 2009 16:55
http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?idwil=0&nNewsId=32211

Isi:

Dengan semakin berkembangnya zaman, kawasan Kemang Jakarta Selatan semakin mengukuhkan dirinya sebagai kawasan bisnis dan hiburan. Namun demikian, disamping itu wilayah Kemang pun hingga saat ini dikenal sebagai daerah pemukiman baik bagi ekspatriat maupun penduduk asli Kemang yang sudah berbaur dengan berbagai etnis lainnya selain Betawi. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2007-2012, Pemkot Jaksel berencana mengembangkan kawasan Kemang sebagai kampung modern.

Untuk mengatur itu semua, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) akan menata kembali tata ruang Kemang untuk dijadikan kawasan integral yang di dalamnya berpadu antara pusat hiburan dengan pemukiman. "Penataan Kemang sebagai kampung modern sudah kita kaji dalam RPJMD 2007-2012. Sehingga setelah itu diharapkan Kemang pun akan tertata rapi sebagai kawasan perkampungan modern," ujar Sahat Parulian, Kepala Kantor Perencanaan dan Pembangunan Kota (Kappeko) Kotamadya Jakarta Selatan kepada beritajakarta.com, Rabu (21/1) siang.

Kenapa Kemang akan menjadi kampung modern, Sahat mengatakan, karena dilatarbelakangi bahwa kawasan tersebut memiliki nilai historis sebagai tempat tinggal ekspatriat. Kemudian keragaman kegiatan di kawasan itu amat berpotensi menjadikannya sebagai kawasan wisata serta kepedulian masyarakat sekitar dalam berpartisipasi secara aktif terhadap program pembangunan serta aksesibilitas yang tinggi. "Semua itu harus kita akomodir sehingga kawasan Kemang menjadi aset yang bagus," tandas Sahat.

Saat ini, ia menggambarkan, kawasan Kemang terbagi ke dalam tiga kategori. Pertama sebagai kawasan utama pusat bisnis, hiburan, perhotelan, pertokoan, serta pusat ekonomi warga. Kedua, kawasan penyangga sebagai pemukiman menengah atas yang berperan mendukung kawasan utama. Ketiga, kawasan pinggiran merupakan kawasan padat dan lebih nampak sebagai kawasan etnis Betawi yang berbaur dengan berbagai etnis lainnya.

Mengenai strategi penataan kampung modern Kemang, lanjutnya, perlu mempertimbangkan kawasan lain (di luar Kemang) yang siap dan berpotensi mendorong pengembangan Kemang ke dalam suatu kawasan terpadu. "Penting juga kita mempertimbangkan kawasan berpotensi lainnya di dekat Kemang," lanjut Sahar. Selain itu, perlu juga mempertimbangkan dan membangun suatu unit perencanaan yang batas-batasnya merupakan batas fisik, struktural, serta lintas batas administratif.

Kemudian, sebagai konsekuensi dari penataan terpadu, penyesuaian fungsi atau kegiatan bagian-bagian di dalam dan antar kawasan dapat terjadi sesuai kaidah dan ketentuan yang ada. "Untuk mendukung itu, diperlukan jejaring atau networks seperti transportasi, listrik, sarana dan prasarana komunikasi dan lain sebagainya yang memadai," jelas Sahar.

Untuk mendukung itu semua, Sahar berpendapat perlunya keterlibatan berbagai pihak dan stakeholder. Ini merupakan syarat suksesnya penataan Kemang, yang selanjutnya akan menjadi salah satu kawasan andalan di Jakarta Selatan. Dalam hal ini wakil pemerintah seperti Departemen Perdagangan, Bapeda dan sebaginya dan pihak swasta seperti pengusaha, investor, dan lembaga keuangan perlu duduk bersama dengan masyarakat dalam hal ini pakar, forum kemasyarakatan, pendatang serta LSM.

Sementara itu, Kasie Prasarana Sarana Kota dan Lingkungan Hidup Kappeko Jakarta Selatan, Tri Rahmat mendesak agar Pergub soal penataan kawasan Kemang segera dikeluarkan untuk dijadikan sebagai landasan hukum. "Jika sudah keluar pergub, maka kita bisa segera mendorong dan mengawasi penataan kawasan tersebut. Jadi biar tidak melenceng dari target," pungkasnya.

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved