Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Pasar Gambir puluhan tahun lalu

Format : Artikel

Impresum
Pradaningrum Mijarto - : , 2009

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Sabtu, 29 Agustus 2009 | 16:44 WIB
http://www.kompas.com/readkotatua/xml/2009/08/29/16444230/pasar.gambir.puluhan.tahun.lalu

Isi:

ORANG kini mengenal Gambir lebih sebagai stasiun kereta api. Padahal nama Gambir lebih dulu dikenal sebagai semacam pekan raya atau pasar malam besar atau ada juga yang menyebut bazaar untuk merayakan ulang tahun Ratu Wilhelmina yang jatuh pada 31 Agustus. Pasar yang untuk pertama kali mengambil lokasi di Lapangan Gambir pada 1906 itu lantas menjadi beken dengan nama Pasar Gambir.

Pasar Gambir yang semula hanya berlangsung sepekan, di pekan terakhir Agustus, kemudian bertambah menjadi dua pekan - akhir Agustus hingga awal September. Maka di pekan-pekan sekaranglah, sekian puluh tahun silam, Lapangan Gambir dipenuhi warga. Pasar Gambir ini sejak 1921 berlangsung tiap tahun.

Sementara itu asal usul nama Gambir, yang sudah ada sejak tahun 1800-an, ada dua versi. Ada versi yang menyebut nama Gambir muncul karena kawasan itu dulunya ditumbuhi pohon gambir. Sedangkan Ridwan Saidi, budayawan Betawi, tahun 1997 pernah menulis tentang Profil Orang Betawi yang di dalamnya menegaskan, Gambir berasal dari nama Letnan Belanda berdarah Perancis, Gambier.

Letnan inilah yang kemudian ditugaskan Daendels untuk membuka jalan meluaskan Batavia hingga ke selatan. Maka Gambier pun harus menerabas hutan di kawasan yang kemudian oleh Belanda diberi nama Koningsplein itu (kini Monas). Namun orang pribumi lebih akrab dengan nama sang letnan, Gambier yang kemudian menjadi Gambir.

Di pasar itu bertebaran restoran, tempat minum bir, es krim, ruang dansa, tak ketinggalan berbagai kerajinan baik dari Jawa maupun dari Eropa. Salah satu kedai es yang sejak awal 1930-an sudah ikut meramaikan Pasar Gambir dan hingga kini masih bertahan tak lain adalah Es Krim Ragusa.

Di masa kini, tak ada lagi keriaan Pasar Gambir. Pasar jenis ini berubah menjadi Pekan Raya Jakarta dan mengambil lokasi di Kemayoran.

"Pasar Gambir, kota Betawi/Ai kota Betawi/Ai indung disayang/ Sampai di Gambir noni/Sampai di Gambir nona/Membeli pala/Buah pala di pinggir kali/Yang baju merah nona/Manis sekali..." Sayup-sayup suara almarhum Chrisye mendendangkan lagu Kr Pasar Gambir karya Ismail Marzuki.

WARTA KOTA

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved