Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library
Format : Artikel
Impresum
-
: , 2009
Deskripsi
Sumber:
beritajakarta.com: 10 Juli 2009 22:44
http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?idwil=0&nNewsId=34269
Isi:
Festival Jalan Jaksa (FJJ) tahun ini bisa dibilang jauh lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya. Ratusan warga Jakarta dan para turis asing tumpah ruah di Jl Jaksa, Kebonsirih, Jakarta Pusat, Jumat (10/7) malam. Berbagai hiburan khas Betawi, sajian kuliner, serta pameran produk busana, mewarnai festival tahunan yang digelar dalam rangka HUT ke-482 kota Jakarta ini.
Tak hanya itu, perhelatan ini juga akan dimeriahkan dengan acara seni dan kebudayaan Betawi, mulai dari tari bandar Jakarta, wayang barata, hingga layar tancap. Seluruh pertunjukan ini akan disuguhkan bagi warga Jakarta secara gratis. Karena itu, warga datang berbondong-bodong menikmati acara ini dengan antusias.
Meski pelaksanaanya cukup meriah, namun Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, sempat dikejutkan dengan pertanyaan yang disampaikan salah satu turis. Betapa tidak, saat orang nomor satu di DKI Jakarta itu akan menuju panggung utama untuk meresmikan acara, tiba-tiba menyela pertanyaan dengan mengatakan, "Pak gubernur, apakah jalan Jaksa saat ini masih ada?" ujar sang turis kepada gubernur.
Mendapat pertanyaan seperti itu, sontak gubernur kaget. "Ya masih ada, nih sekarang saya mau ke Jalan Jaksa meresmikan Festival Jalan Jaksa," sahut gubernur pada turis tadi."
Gubernur menjelaskan, pertanyaan turis tadi sangat rasional. Sebab, saat ini karakteristik Jalan Jaksa telah banyak berubah. Sehingga suasananya sudah mirip Pantai Kuta Bali. Nampaknya, suasana ini tidak disukai para turis. "Katanya saat ini Jl Jaksa mirip Kuta Bali. Orang asing tidak demen kalau Jl jaksa hilang karakternya," kata Fauzi Bowo.
Karena itu, gubernur meminta kepada Walikota Jakarta Pusat, Sylviana Murni, segera melakukan pembenahan dalam waktu dekat ini. Sehingga, karakteristik Jl Jaksa tidak berubah. Sehingga para turis benar-benar bisa merasakan ciri khas wisata malam di Jl Jaksa. "Ini amanat warga dan para pecinta Jl jaksa yang harus dilaksanakan," lanjut gubernur.
Disamping menjaga karakteristik, gubernur juga meminta kepada walikota agar tetap kebersihan, keindahan, dan keamanan di Jl Jaksa. Sehingga para pengunjung, termasuk turis, akan merasakan nyaman. Dengan begitu, Jl Jaksa dapat menjadi contoh wisata malam bagi daerah lain. "Tapi semua ini kembali ke yang punya kampung. Warga yang tahu, tidak akan ada turis yang datang ke tempat yang jorok dan tidak aman," jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Walikota Jakarta Pusat Sylviana Murni, berjanji akan segera melakukan penataan seperti yang diharapkan gubernur dan para pecinta wisata malam di Jl Jaksa. "Pemkot Jakarta Pusat akan menjaga karakteristik Jl Jaksa dengan baik. Sehingga Jl Jaksa tidak berubah seperti di Kuta Bali," ujarnya kepada beritajakarta.com, Jumat (10/7) malam.
Upaya yang akan dilakukan, diantaranya akan menertibkan bangunan-banguan di kawasan tersebut dan menjaga keamanan di sepanjang Jl Jaksa. Dua tanggung jawab ini akan dikoordinasikan dengan Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). "Kita akan berkoordinasi dengan Dinas P2B agar tidak ada bangunan yang menyimpang dari perizinan, dan dengan Satpol PP untuk menjaga keamanan lingkungan sekitar," ujar Sylviana.
Seperti dikatahui, saat ini wisata malam di Jl Jaksa memang sudah banyak berubah. Situasinya sudah menyerupai Kuta Bali. Sebab, di kawasan itu banyak turis asing yang menegak minuman keras di pinggir jalan, musik hidup terdapat di mana-mana, bahkan disinyalir di kawasan tersebut juga menjadi ladang prostitusi.
Reporter: nurito
Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved