Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library
Format : Artikel
Impresum
-
: , 2009
Deskripsi
Sumber:
Beritajakarta.com: 3 Juli 2009 17:47
http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?idwil=0&nNewsId=34168
Isi:
Masih banyak yang harus dilakukan untuk menjadikan Kota Tua sebagai tujuan wisata di Jakarta. Saat ini, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) tengah melakukan pengecatan terhadap sejumlah bangunan bersejarah. Setelah pengecatan rampung, Pemkot Jakbar juga akan membenahi fasilitas penunjang dan keamanan Kota Tua. Sejauh ini, kepadatan lalu lintas, keamanan, dan fasilitas penunjang menjadi persoalan yang harus secepatnya dibenahi.
"Revitalisasi Kota Tua tidak cukup hanya dengan perbaikan dan perawatan gedung, tetapi pembenahan lain di bidang sosial budaya juga penting," ujar Djoko Ramadhan, Walikota Jakarta Barat saat meninjau proses pengecatan akhir di Museum Sejarah Jakarta atau sering disebut Museum Fatahillah, Jumat (3/7). Menurut walikota, saat ini masih banyak preman, penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), serta pekerja seks komersial (PSK) yang beroperasi di kawasan kota tua.
Untuk menertibkan preman, PMKS, dan PSK tersebut, Pemkot Jakbar telah menjalin kerjasama dengan Polsek Tamansari dan Tambora. Peran Satpol PP juga diintensifkan untuk menjaga kenyamanan dan keamanan pengunjung Kota Tua. "Untuk memperbaiki aspek keamanan kita akan mengintensifkan peran dari pihak kepolisian dan juga Satpol PP dari Kecamatan Tambora dan Tamansari," kata walikota.
Selanjutnya, perbaikan dalam bidang sosial budaya juga dibarengi dengan perbaikan bidang sosial ekonomi, kemacetan, dan juga infrastruktur. Untuk aspek sosial ekonomi yang akan dilakukan adalah mengoptimalkan penggunaan bangunan yang kosong sebagai pusat industri kreatif. Contohnya untuk membuat kerajinan seperti yang sudah dilakukan oleh sebagian warga Kelurahan Roa Malaka, Tambora dengan membuat miniatur Jembatan Kota Intan dan juga kaos serta kerajinan tangan lain.
Selain perbaikan di kedua aspek itu, Pemkot juga membarengi dengan perbaikan infrastruktur seperti pedestrian. Kemudian pembenahan dalam bidang kemacetan. "Semuanya itu akan menjadi bagian dari program revitalisasi Kota Tua," katanya.
Mengenai pengecatan gedung-gedung di Kota Tua, kata Djoko, sebenarnya ini baru tahap awal karena baru beberapa buah gedung saja yang hampir selesai, salah satunya Museum Fatahillah. Pengecatan nantinya akan dilanjutkan terhadap seluruh gedung yang jumlahnya mencapai 284 unit. Dalam melakukan pengecatan ini, Pemkot melibatkan seluruh pihak mulai Paguyuban Kota Tua yang anggotanya merupakan pemilik dari sebagian gedung di Kota Tua dan swasta. "Hal ini untuk mempercepat upaya pengecatan," jelasnya.
Sementara itu, seorang pengunjung Museum Fatahillah, Adi Sucipto (28) mengaku senang dengan keadaan Museum Fatahillah yang saat ini sudah dalam tahap akhir pengecatan. Menurutnya bangunan museum yang sebelumnya terlihat kusam, saat ini berubah menjadi putih cerah. Dirinya berharap gedung-gedung lain di Kota Tua secepatnya juga di lakukan pengecatan, agar kawasan Kota Tua menjadi lebih indah lagi. "Saya senang dengan pengecatan Museum Fatahillah, dan saya berharap gedung lain di Kota Tua secepatnya dicat seperti ini," harapnya.
Reporter: purwoko
Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved