Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Aquarium pasar ikan di tahun 1950

Format : Artikel

Impresum
Pradaningrum Mijarto - : , 2009

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Senin, 23 Maret 2009 | 18:51 WIB
http://www.kompas.com/readkotatua/xml/2009/03/23/18512275/aquarium.pasar.ikan.di.tahun.1950

Isi:

Kompas.com- Sebuah buku terbitan tahun 1952, buku terbitan kotapraja Jakarta kala itu, berjudul Kotapradja Djakarta-Raja: Tujuh Tahun Kotapradja, menyeruak di antara deretan buku di perpustakaan Museum Sejarah Jakarta (MSJ). Isinya berbagai data tentang Jakarta hingga di awal tahun 1950-an itu. Baik data maupun foto yang menghiasi buku tersebut ternyata banyak yang terlewatkan oleh buku-buku sejarah Jakarta yang selama ini ada.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kota Tua, Candrian Attahiyat, pun mengakui, masih banyak data sejarah Jakarta yang belum lengkap. Persoalan ada pada masalah data yang masih banyak tercecer, ditambah masalah bahasa. Banyak data masih berbahasa Belanda. Tapi setidaknya majalah atau buku di perpustakaan ini sedikit banyak membantu, setidaknya untuk mendapat foto-foto kuno Jakarta.

Salah satu data yang cukup menarik dari buku tersebut di atas adalah tiga lembar naskah yang bercerita tentang Aquarium. Beberapa kali Warta Kota menyebut tentang Aquarium yang kini lebih dikenal dengan nama Kampung Aquarium. Buku yang masih menggunakan bahasa Indonesia ejaan lama ini menggambarkan "Aquarium" sebagai tempat yang terletak di bagian kota lama Jakarta, di daerah Pasar Ikan.

"Sebetulnja, apa jang dinamakan dengang Aquarium di Pasar Ikan ini hanjalah merupakan sebahagian daripada suatu Djawatan Penjelidikan Alam dari Kementrian Pertanian… Aquarium yang didirikan tahun 1922 itu merupakan bahagian daripada Laboratorium Penjelidikan Laut jang mempunjai tugas dalam lapangan ilmu pengetahuan tentang keadaan laut…" Demikian tulis buku itu.

Taman-taman laut yang dibuat di daratan, begitu maksud dari Aquarium, selain mendapat perhatian masyarakat di masa itu, juga dari kalangan khusus yang ingin melakukan penelitian. Di samping melihat berbagai jenis ikan dan kehidupan laut dalam akuarium, pengunjung juga dimanjakan dengan kumpulan burung pantai dan binatang lain yang hidup di tepi pantai, semuanya ada di Pasar Ikan.

Dengan berkunjung ke tempat ini, seseorang tak hanya mendapat hiburan tapi juga pengetahuan. Misalnya, pengehuan bahwa pada suatu masa di musim kemarau, lapisan atas sampai pada batas kedalaman tertentu di Laut Jawa tak akan ada ikan. Kecuali ikan layang. Laboratorium di Aquarium ini juga memiliki bagian yang khusus mengumpulkan berbagai macam batu karang dan rumput laut, semacam agar laut. Agar laut ini banyak terdapat di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu.

Yang paling menarik pengunjung, kata buku itu, adalah keberadaan akuarium sendiri. Ada delapan bak besar dari gelas berisikan ikan laut dalam beragam jenis dan bentuk. Masing-masing bak merupakan satu taman laut, persis seperti gambaran di dasar laut.

Perhatian terhadap Pasar Ikan dengan Aquarium semakin meningkat. Tahun 1950 jumlah pengunjung tercatat mencapai 4.500 orang. Menurut buku itu, angka ini menanjak pesat, sayangnya tak ada data angka untuk menunjukkan kenaikan tersebut.

Kunjungan ke Aquarium Pasar Ikan terutama bagi kaum peneliti, para pelajar, bahkan para pelancong dinilai perlu. Buku itu bahkan menulis, Aquarium yang buka setiap hari dari pukul 09.00 hingga pukul 13.00 layak masuk ke dalam daftar acara kunjungan ke Jakarta.

Buku selanjutnya yang mengulas tentang bagaimana nasib Aquarium Pasar Ikan ini rasanya belum ada. Tapi dari pengalaman mereka yang hidup di zaman setelah 1952 hingga berdiri Bina Ria dan Ancol di akhir 1960, tempat ini makin ditinggalkan sejalan dengan pembangunan kota dan pembangunan tempat hiburan lain. Setelah ditinggalkan, kawasan Aquarium lambat laun berubah menjadi kampung padat di daerah Penjaringan, Jakarta Utara.

WARTA KOTA

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved