Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Anak pompa, kelompok pemadam kebakaran di Batavia

Format : Artikel

Impresum
Pradaningrum Mijarto - : , 2009

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Jumat, 24 April 2009 | 11:18 WIB
http://www.kompas.com/readkotatua/xml/2009/04/24/11182417/anak.pompa.kelompok.pemadam.kebakaran.di.batavia

Isi:

BRABWEER atau pemadam kebaran belum ada di Batavia hingga awal abad 20. Di masa sebelum brandweer ada orang mengandalkan jasa tukang ronda. Maka untuk perlengkapan ronda diadakan gardu lengkap dengan kentongan kayu. Kentongan ini dipukul saat terjadi kebakaran, perampokan, atau jika ada orang yang mengganggu ketertiban umum seperti orang mengamuk.

Tanda ada kebakaran berbeda dengan kalau terjadi perampokan atau orang mengamuk. Kalau kentongan dipukul terus menerus berarti sedang terjadi kebakaran. Jika kentongan dipukul tiga kali secara berulang itu tanda perampokan atau ada orang mengamuk.

Untuk menghadapi bahaya kebakaran di beberapa kampung dibentuk kelompok pemadam kebakaran. Anggotanya pemuda pengangguran yang belum dikenakan pajak. Kapanpun terdengar bunyi kentongan tanda kebakaran, para pemuda itu akan lebih dulu bertindak memadamkan api. Pada saat bertugas para pemuda yang dijuluki anak pompa ini mengenakan sepotong kain bernomor urut pada lengan bajunya. Hadiah uang menanti mereka yang bekerja baik.

Cara menangani kebakaran seperti itu tentu lama kelamaan dianggap tidak efektif sehingga tidak dilanjutkan lagi, demikian tertulis dalam buku "Jaarboek van Batavia en Omstreken". Dalam sidang-sidang kotapraja usulan mendesak agar kotapraja punya satu korp pemadam kebakaran terus didengungkan.

Pada tahun 1918 terjadi kebakaran besar di Kwitang. Momen itulah yang kemudian menyentak orang termasuk para petinggi kotapraja karena kebakaran besar itu tak mampu dipadamkan hanya dengan sistem anak pompa tadi. Akhirnya, persis di tahun baru 1919 secara resmi Kotapraja Batavia memiliki pemadam kebakaran.

Persoalan tak lantas selesai. Masalah bagaimana mendapatkan air dengan cepat menjadi masalah selanjutnya. Seringkali kebakaran terjadi di kawasan yang jauh dari sumber air, sungai, misalnya dan saluran air yang mungkin ada di dekat lokasi kebakaran seringkali kering di musim kemarau dan berlumpur pula. Untuk mengatasi masalah itu lahirlah sumur kebakaran yang dibikin di beberapa tempat. Air sumur bor dialirkan ke sumur kebakaran.

Markas Pemadam Kebakaran Kotapraja Batavia ini masih ditempati oleh Pemadam Kebakaran DKI Jakarta, yaitu di Gang Ketapang. Di abad 20 itu tangsi pemadam kebakaran memiliki kantor, ruang jaga, dan garasi dengan tiga mobil penyemprot air. Enam sepeda juga jadi bagian dari perangkat pemadam kebakaran ini.

WARTA KOTA

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved