Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Menengok jembatan Middelpunts

Format : Artikel

Impresum
Pradaningrum W - : , 2009

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Kamis, 5 Maret 2009 | 09:59 WIB
http://www.kompas.com/readkotatua/xml/2009/03/05/0959192/menengok.jembatan.middelpunts

Isi:

Meski sudah bertahun-tahun melintas Jalan Kali Besar menuju ke Jalan Kopi, belum tentu warga tahu ada peninggalan sejarah di bawah tapak kaki, di bawah ban mobil, ban motor, atau ban sepeda mereka. Untuk mencapai Jalan Kopi dari arah Jalan Kunir atau Jalan Kali Besar Timur, baik pengendara motor, mobil, maupun sepeda bahkan pejalan kaki harus melewati jembatan. Jembatan ini berdiri di atas Kali Besar.

Tak banyak orang tahu bahwa jembatan ini sudah ada sejak sekitar abad ke-18, bahkan kemungkinan abad ke-17. Tak ada data yang menyatakan kapan tepatnya Jembatan Middelpunts di Kali Besar ini dibangun. Jika mengikuti analisa sejarah, jembatan ini setidaknya dibikin setelah 1631, yaitu setelah Kali Besar diluruskan. Aliran Ciliwung ini semula tidak lurus tetapi berbelok, setelah diluruskan memanjang dari Harmoni ke Kali Besar atau De Groote Rivier.

Mengapa bernama Jembatan Middelpunts? Dalam buku lukisan Johannes
Rach 1720-1783 disebutkan, nama itu diambil dari posisi jembatan yang berdiri tepat di tengah bentangan Kali Besar. Jalan Kopi di masa itu masih bernama Jalan Utrecht. Jalan Utrecht sangat lebar dengan barisan rumah khas Belanda di kedua sisinya.

Sejak abad ke-17 Kali Besar ini sudah tumbuh menjadi kawasan bisnis
karena di sekitar Kali Besar Barat terdapat pasar. Kawasan ini bahkan menjadi pusat bisnis di awal abad ke-20, Jalan Utrecht ikut menjadi sentra bisnis hingga berubah nama menjadi Jalan Kopi. Pamor ini terus berlangsung hingga di tahun 1970-an ketika perlahan kawasan ini mulai ditinggalkan.

Terlebih setelah krisis ekonomi tahun 1997. "Itu juga terkait masalah BCB (benda cagar budaya). Pengusaha enggak bisa sembarangan membangun gedungnya. Jadi, kebanyakan mereka pindah lebih ke selatan," kata Kartum Setiawan, pengamat sejarah.

Kembali ke Jembatan Middelpunts, jembatan ini punya gardu penjagaan
berupa benteng kecil. Lengkap dengan meriam. Benteng bermeriam ini
dibangun setelah peristiwa pembunuhan massal terhadap masyarakat China pada 1740. Dalam lukisan itu terlihat bangunan Gereja Dalam Portugis di sisi kanan Jalan Utrecht. Gereja ini didirikan pada 1670 dengan gaya yang sama dengan arsitektur gereja di Belanda pada abad ke-17. Gereja ini hancur saat terjadi kebakaran pada 1808. Kini, di bekas tempat gereja ini, berdiri bangunan megah yang tak selaras dengan kawasan cagar budaya.

WARTA KOTA

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved