Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library
Format : Artikel
Impresum
Emilius Caesar Alexey -
: , 2009
Deskripsi
Kompas: Jum\'at, 25 September 2009 | 18:22 WIB
http://properti.kompas.com/read/xml/2009/09/25/18223563/dki.pesan.139.bus.untuk.koridor.ix.dan.x
Isi:
JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah terbengkalai selama hampir dua tahun, jalur bus transjakarta koridor IX dan X akan mulai digunakan pada pertengahan 2010. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai memesan 139 bus untuk melayani kedua koridor itu.
Sekretaris DKI Jakarta Muhayat, Jumat (25/9) di Jakarta Pusat, mengatakan, tahun ini Pemprov DKI Jakarta menganggarkan Rp 75 miliar untuk uang muka pembelian bus-bus tersebut. Total kebutuhan dana untuk pembelian bus mencapai Rp 302 miliar. Sisa kebutuhan dana Rp 227 miliar akan dianggarkan dalam APBD 2010.
Bus-bus itu terdiri atas 125 bus tunggal dan 14 bus gandeng. Bus-bus yang akan dibeli melalui proses lelang itu harus berbahan bakar gas dan harus dirakit di Indonesia, sedangkan negara pembuat chasis mesin diserahkan kepada pemenang lelang.
Jumlah bus yang akan dibeli masih belum dapat memenuhi rencana semula, yaitu 161 bus. Koridor IX yang melayani rute Pinangranti-Pluit sepanjang 29,9 kilometer membutuhkan 97 bus. Koridor X melayani rute Tanjung Priok-Cililitan sepanjang 19 kilometer membutuhkan 64 bus.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, sambil menunggu proses pembelian bus untuk kedua koridor itu, Pemprov DKI Jakarta akan memperbaiki level pelayanan bus transjakarta koridor I sampai VIII.
Sebagai pemilik bus, Pemprov DKI Jakarta akan menentukan standar pelayanan bus transjakarta. Jarak kedatangan antarbus, ketepatan waktu, kualitas halte, sampai cara mengemudi akan ditentukan dengan standar yang jelas.
Standar pelayanan ini juga akan menjadi pembanding bagi layanan bus transjakarta yang dimiliki oleh konsorsium swasta. Saat ini kepemilikan armada bus transjakarta terbagi menjadi dua, milik Pemprov dan milik konsorsium swasta. Armada bus milik Pemprov ada di koridor satu dan milik konsorsium ada di koridor II-VIII.
Di berbagai negara maju, seperti Singapura, terdapat layanan bus yang dioperasikan pemerintah dan swasta. Mereka dibiarkan bersaing, tetapi diberi standar tingkat pelayanan tertentu. Persaingan itu berdampak positif karena setiap pihak berusaha meningkatkan pelayanan, kata Fauzi.
Bahan bakar gas
Fauzi Bowo mengatakan, pihaknya sudah menyurati Kementerian Badan Usaha Milik Negara untuk membuat golongan harga tersendiri bagi bahan bakar gas (BBG) untuk angkutan umum. Selama ini, BBG untuk angkutan umum dimasukkan dalam golongan harga untuk industri.
Harga BBG untuk industri jauh lebih mahal dan fluktuatif sehingga memberatkan pengelola bus transjakarta yang mengenakan tarif tunggal dan murah. Jika harga BBG dimasukkan dalam golongan tersendiri, konversi bahan bakar minyak ke BBG bagi angkutan umum dapat dipercepat.
Selama ini, selain bus transjakarta, angkutan umum yang sudah menggunakan BBG adalah bajaj dan taksi. Moda angkutan umum lainnya belum memakai BBG karena belum diwajibkan oleh Pemprov.
Kewajiban itu belum diluncurkan karena harga BBG sangat fluktuatif, tempat penjualannya terbatas, dan pasokannya juga belum dapat melalui jalur pipa ke semua stasiun pengisian bahan bakar umum.
Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved