Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Bojonggede bikers community : Bersepeda bersama melahirkan potensi wisata

Format : Artikel

Impresum
- : , 2009

Deskripsi
Sumber:
Wartakota: Minggu, 9 Agustus 2009 | 22:08 WIB
http://www.wartakota.co.id/read/sudutkota/9343

Isi:

Hijau dedaunan, pohon yang rimbun, udara yang segar, serta ritme kehidupan yang tenang ternyata masih bisa dijumpai di sekitar Jakarta. Tidak jauh, hanya di Bojonggede, Depok.

Pemandangan molek itu lah yang membuat beberapa warga Bojonggede kesengsem saat dinikmati dengan bersepeda santai. Karena sering bertemu saat bersepeda melintasi pedesaan, maka warga Bojonggede itu sepakat membuat paguyuban untuk menampung kesenangan mereka bersepeda. Lahir lah Bojonggede Bikers Community yang disingkat menjadi Bobico.

Anggota Bobico berasal dari semua lapisan masyarakat. Ada pengusaha, karyawan biasa, pengajar, wartawan, dan banyak lagi. Namun mereka bisa larut dan guyub karena memiliki minat yang sama, yakni bersepeda.

Setiap Sabtu pukul 06.00 mereka berkumpul untuk bersepeda bersama. Dari yang hanya menelusuri rute-rute biasa antar perumahan, sampai mencari jalur bersepeda baru yang menantang.

"Di Bobico itu ada yang senang bersepeda on road ada juga yang off road. Kala saya sendiri suka yang off road," kata H Bambang Turido yang didapuk menjadi Ketua Bobico.

Menurut Bambang, yang memiliki lima sepeda di rumahnya, saat bersepeda di medan off road yang muncul adalah kebersamaan para bikers. "Medan yang sulit itu jadi menyenangkan karena rasa kebersamaan itu," imbuhnya.

Medan menantang

Beruntung sekali para anggota Bobico ini karena daerah tempat tinggal mereka dilimpahi banyak sekali tempat yang bisa dipakai untuk bersepeda ria. Mereka bisa memilih jalur landai, jalur esktrem dengan tanjakan dan turunan, atau masuk ke wilayah perkampungan yang masih asri dengan pepohonan.

Saat ini saja Bobico telah "mematenkan" dua trek bersepeda di Bojonggede yang mereka "temukan", yakni Bobico 1 dan Bobico 2. "Bukan mematenkan sebenarnya, tapi menamainya saja," kata Bambang. Di masa depan tentu akan ada banyak lagi jalur bersepeda temuan mereka.

Di tengah jalan-jalan mereka biasanya juga melakukan wisata kuliner, alias mampir ke warung-warung makan setempat. Misalnya di jalur Bobico 1 mereka selalu mampir untuk makan lontong sayur. "Itu salah satu kesenangan yang diperoleh kalau bersepeda di trek off road, mampir ke warung warga setempat," kata Bambang.

Wisata alternatif

Bobico sendiri, yang saat ini sudah berusia setahun, mempunyai harapan agar kegiatan bersepeda memasyarakat kembali.

"Saat ini Bojonggede bisa dibilang sudah sangat ramai, banyak motor, angkot, dan truk padahal jalannya sangat sempit. Apalagi setelah Jalan Tegar Beriman dibuka. Kami berharap masyarakat Bojonggede beralih ke sepeda," kata Arif Santoso, anggota Bobico.

Arif dan anggota Bobico lainnya juga melihat Bojonggede bisa dikembangkan menjadi tujuan wisata alternatif, yakni wisata desa. Karena itu mereka berharap rute-rute sepeda yang ditemukan Bobico ini dapat tersebar luas, dan dikunjungi para penggemar bersepeda lainnya.

Potensi wisata di Bojonggede yang saat ini belum banyak dikenal oleh masyarakat, seperti danau Kemuning di Sudimampir, Danau Tonjong, berbagai lokasi pemancingan, kolam renang skala olimpiade di Club Hijau Billabong, pusat suku cadang sepeda motor di Sasak Panjang, sentra tanaman hias di Kali Suren, Padepokan WS Rendra, dan rumah kediaman sastrawan Pramudya Ananta Toer.

"Jika rute-rute ini banyak dikunjungi tentu juga akan terjadi kegiatan ekonomi yang bisa dinikmati masyarakat setempat, dan terjadi lah pemberdayaan masyarakat," kata Arif.

Jadi, jika ingin merasakan rute-rute Bobico, jangan ragu-ragu untuk datang ke Bojonggede setiap Sabtu pagi pukul 06.00. Dengan senang hati para anggota Bobico akan menyambut dan mengajak Anda bersepeda bersama. (AC Pingkan)

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved