Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Sayur Babanci, masakan kuno yang terpinggirkan

Format : Artikel

Impresum
- : , 2009

Deskripsi
Sumber:
beritajakarta.com — 21 Agustus 2009 08:42
http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?idwil=0&nNewsId=34911

Isi:

Diantara sekian banyak masakan khas Betawi, mungkin sebagian warga Jakarta ada yang belum tahu sayur Babanci. Ya, dari istilahnya saja sayur yang satu ini memang terkesan aneh dan sulit dijumpai di pasar-pasar tradisional. Mungkin bisa dibilang hampir punah. Sebab, bahan-bahan untuk membuat sayur itu sudah sulit ditemukan di Jakarta, seperti temu mangga, kedaung, bangle, adas, dan lempuyang.

Sementara untuk kelapa muda, daging kepala sapi, dan santan kelapa, masih bisa ditemukan dengan mudah. Lantaran sulitnya mencari sebagian bahan-bahan tersebut, kini warga Betawi hanya menyajikan sayur itu pada hari-hari besar keagamaan sebagai menu keluarga, seperti buka puasa, Hari Raya Idul Fitri, dan Hari Raya Idul Adha.

Jika semua bahan itu bisa terkumpul dengan baik, maka bukan tak mungkin sayur Babanci itu akan tersaji dengan lezat layaknya masakan istimewa tempo dulu. Seperti apa rasanya? Ya, rasanya memang cukup menggugah nafsu makan, karena rasanya sangat khas Betawi, yaitu antara asin, manis, dan gurih.

Menurut Hj Farida, warga Condet, Jakarta Timur, sayur Babanci ini mirip gulai, tapi wujudnya sayur. Sebab, meski bersantan kental, namun tetap ada cita rasa berkuah segar seperti sayur. Lantaran ketidakjelasan masuk kategori sayur atau gulai, sayur ini disebut sayur banci, dan pada akhirnya disebut sayur Babanci. "Nama Babanci diambil dari kata `kebanci-bancian`. Karena memang tidak jelas rasa dan fisiknya masuk kelompok sayur apa gulai," tutur wanita asli Condet ini.

Untuk membuat sayur ini memang butuh keahlian khusus. Sehingga, penyajiannya betul-betul sempurna. Selain harus memberikan ramuan bumbu yang pas, juga membutuhkan kesabaran dalam pembuatannya. Mulai dari meracik bumbu, memotong-motong daging kepala sapi, mengerok isi kelapa mudah, hingga merebus daging kepala sapi itu sendiri.

"Untuk merebus daging kepala sapi saja butuh waktu sekitar empat jam. Soalnya, kalau cuma sebentar dagingnya tidak bisa empuk. Terus untuk mencampurkan isi kelapa muda harus pas, jangan sampai rasa kenyalnya ilang. Belum yang lain-lainnya, jadi butuh kesabaran," kata Hj Farida kepada beritajakarta.com, Jumat (21/8).

Saat disajikan, makanan ini dijadikan sebagai sayur yang ditemani sejumlah lauk-pauk pada umumnya, seperti tempe, tahu, dan kerupuk. Ada pula yang menambahkan sambal untuk menambah kelezatan makanan ini.
Reporter: didit

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved