Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library
Format : Artikel
Impresum
-
: , 2009
Deskripsi
Sumber:
Kompas: Senin, 10 Agustus 2009 | 15:55 WIB
http://properti.kompas.com/read/xml/2009/08/10/15554986/peran.stakeholder.perumahan.harus.ditingkatkan
Isi:
JAKARTA, KOMPAS.com — Peranan pemangku kepentingan (stakeholder) perumahan harus semakin ditingkatkan dalam pemerintahan mendatang, 2004-2009, dalam rangka percepatan pembangunan perumahan.
"Salah satunya adalah peran Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang juga mulai masuk di sektor perumahan," kata Menteri Negara Perumahan Rakyat M Yusuf Asy’ari di Jakarta.
Dia mengatakan, masuknya bank BUMN selain BTN seperti BNI dan BRI akan memberikan nilai tambah tersendiri, apalagi kalau Bank Mandiri ikut tertarik menyediakan kredit pemilikan rumah (KPR).
Sementara itu, Sekretaris Menteri Negara Perumahan Rakyat Iskandar Saleh mengatakan, pemerintah ke depan telah mempersiapkan usulan pemanfaatan dana Badan Layanan Umum (BLU) bagi sektor perumahan.
Iskandar Saleh mengatakan, melalui pemanfaatan dana BLU, masyarakat dengan penghasilan di bawah Rp 4,5 juta diharapkan dapat tinggal di rumah susun sederhana milik (rusunami).
"Pemerintah akan menyediakan suatu skim pembiayaan khusus yang diperuntukkan bagi masyarakat dengan kelompok penghasilan di bawah Rp 4,5 juta," ujarnya.
Iskandar menjelaskan, skim ini disediakan bagi bank yang akan memfasilitasi KPR bagi masyarakat berpenghasilan di bawah Rp 4,5 juta setidaknya 30 persen dari seluruh unit dalam satuan rusunami.
Melalui cara ini ada jaminan 30 persen penghuni rusunami merupakan masyarakat dengan penghasilan di bawah Rp 4,5 juta yang selama ini menjadi sasaran program rusunami, tutur Iskandar.
Usulan lain, dengan memanfaatkan dana-dana BLU untuk program sewa beli, dalam artian pemerintah menyediakan dana untuk membeli unit-unit rusunami untuk kemudian disewakan untuk jangka waktu tertentu.
"Dengan harga sewa terjangkau kemudian sebagian disisihkan untuk tabungan perumahan maka dalam jangka waktu tertentu terkumpul untuk uang muka membeli rumah," tuturnya.
Cara ini justru lebih transparan karena unit tersedia jelas, harganya sudah dipatok Rp 144 juta, tinggal mematok biaya sewa dan memilah-milah sasaran yang akan dituju, kata Iskandar.
AC
Sumber : Ant
Subject :
Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved