Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Air bersih kendala utama sanitasi di kota Tegal

Format : Artikel

Impresum
- : , 2009

Deskripsi
Sumber:
Suara Merdeka : 23 Juli 2009

Isi:

TEGAL- Salah satu permasalahan sanitasi di Kota Tegal adalah terbatasnya penyediaan air bersih secara luas bagi masyarakat. Padahal, salah satu aspek sanitasi yang tidak dapat dipisahkan adalah air bersih, di samping aspek air limbah, persampahan dan drainase.

Hal itu diungkapkan Wali Kota Tegal Ikmal Jaya SE Ak saat membuka acara konsultasi Buku Putih Indonesian Sanitation Sector Development Program (ISSDP) di Ruang Adipura, Selasa (21/7).

"Kondisi infrastruktur air bersih yang sudah lama serta keterbatsan potensi air baku di kota ini, menjadi kendala utama sanitasi di Kota Tegal. Meski demikian, kami selalu berupaya menjalin kerja sama dengan Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes serta Pemrov Jateng dan Pemerintah Pusat, untuk meningkatkan layanan penyediaan air bersih secara lebih luas kepada masyarakat," terangnya.

Menurut Wali Kota, saat ini sudah ditemukan sumber air baku di Bumijawa, Kabuapten Tegal dengan debit 1.000 liter/detik. Dengan ditemukannya sumber air baku ini, diharapkan akan mengatasi kesulitan air bersih di Kota Tegal.

Diakui Wali Kota, permasalahan sanitasi di Kota Tegal tidak karena aspek fisik semata, namun aspek non fisik, seperti kesadaran masyarakat, perilaku maupun budaya hidup bersih masih perlu ditingkatkan.

Dengan adanya buku putih, diharapkan dapat memotret kondisi riil sanitasi di Kota Tegal, sehingga dapat dituangkan dalam perumusan Strategi Sanitasi Kota (SSK) secara tepat dan berkesinambungan.
Tingkatkan Kinerja "Dari pembangunan sanitasi yang baik, maka akan dihasilkan peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas masyarakat," terangnya.

Sementara itu, Sekretariat Tim Teknis Pembangunan Sanitasi, Yudi Wahyudi mengatakan, penyusunan Buku Putih dilakukan di 330 Kota se-Indonesia. Program ini dilakukan dari 2009-2014. Menurut dia, kerugian yang ditanggung pemerintah pusat akibat kondisi sanitasi yang buruk mencapai Rp 57 triliun/tahun.

Untuk itu pemerintah mengajak 330 kota untuk menyusun strategi sanitasi yang baik. Dengan adanya buku putih ini, arah pembangunan sanitasi menjadi lebih jelas dan efektif.

Sedangkan Rik Dierx dari ISSDP Program Pengembangan Sanitasi menyebutkan, untuk pembangunan sanitasi dibutuhkan partisipasi masyarakat. Seperti meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat. (H45-15)

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved