Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Kota tahu padat pelancong

Format : Artikel

Impresum
Musyawir - : , 2009

Deskripsi
Sumber:
Beritadaerah: Selasa, 14 April 2009
http://beritadaerah.com/artikel.php?pg=artikel_jawa&id=8859&sub=Artikel&page=5

Isi:

(Berita Daerah - Jawa) - Rekreasi bersama keluarga ke tempat bersejarah atau ke obyek wisata bernuansa alam banyak dilakukan saat liburan panjang.

Momen ini membawa keuntungan melimpah bagi pengelola obyek wisata di Kediri, Jawa Timur. Jumlah wisatawan domestik saat liburan biasanya mengalami kenaikan pengunjung hingga 20 persen, seperti terjadi pada pada Minggu (12/4).

Kediri yang juga dikenal sebagai Kota Tahu memiliki di obyek wisata religius yang terkenal, seperti Gua Maria Lourdes Puhsarang.

"Biasanya dalam kondisi normal, jumlah wisatawan di sana hanya sekitar 1.000-1.200 orang per hari. Kini jumlah pengunjungnya naik menjadi 1.200-1.500 orang per hari. Kenaikan jumlah pengunjung ini sudah terlihat setelah pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2009. Setelah mencentang, mereka banyak yang datang ke sini," kata Pengelola obyek wisata ziarah Gua Maria Lourdes Puhsarang di desa Semen, Laksio, Minggu.

Ia menjelaskan, kenaikan jumlah wisatawan domestik ini karena terjadi libur peringatan Paskah, sehingga banyak masyarakat dari dalam dan luar Kota Kediri datang memperingati hari tersebut, sekaligus napak tilas jalan salib Yesus Kristus di Bukit Golgota.

"Dari jumlah pengunjung yang ada saat ini sekitar 60 persen berasal dari kalangan peziarah dan sisa 40 persennya adalah masyarakat yang ingin menyaksikan peringatan Paskah di tempat yang dianggap ikon ziarah umat Katolik," katanya.

Faktor lain terjadinya peningkatan jumlah kunjungan wisatawan domestik ini, kata dia, karena banyaknya masyarakat luar kota seperti dari Surabaya, Sidoarjo, Malang, Nganjuk, Yogyakarta, hingga Jakarta yang tidak ingin terlewatkan dengan momen sakral ini.

Maria Veronika, pengunjung obyek wisata asal Malang mengakui, selalu mengikuti momen tersebut di obyek wisata itu.

"Selain untuk beribadah, adanya mitos patung Bunda Maria yang posisinya bisa bergeser sewaktu-waktu, sangat menarik perhatian saya," katanya.

Sementara, di Wisata Air Selomangleng, jumlah pengunjungnya juga mengalami peningkatan hingga 20 persen. Padahal, saat hari normal biasanya di sini hanya dikunjungi sekitar 350-400 orang per hari.

"Meski fasilitas di sini hanya kolam renang dan arena bermain anak, para pengunjung sangat menyukai berwisata di tempat ini. Apalagi, tiap hari libur dan hari besar kami menyajikan hiburan rakyat yang bersifat tradisional seperti jaranan (kuda lumping)," kata pengelola Wisata Air Selomangleng, Murdoko.

Di luar area kolam renang, kata dia, pengunjung dapat juga menikmati keindahan alam tiga gunung sekaligus di antaranya Gunung Klotok, Gunung Maskumambang, dan Gunung Wilis. Bahkan, dengan mendaki hingga sampai di puncak Gunung Maskumambang pengunjung bisa melihat indahnya panorama Kota Kediri.

"Tidak jarang, ada beberapa pengunjung yang menghabiskan waktunya untuk berziarah di makam Maling Gentiri Boncolono (sesepuh masyarakat Kediri) yang juga berada di puncak gunung itu," katanya.

Selain berziarah di puncak gunung Maskumambang, mereka dapat berziarah di Gua Selomangleng yang berada di kaki Gunung Klotok. Gua ini merupakan area pertapaan dan tempat moksanya Dewi Kilisuci (putri sulung Raja Airlangga dari Kerajaan Kahuripan).

Djoko Sudarmana, pengunjung asal Gresik, menyatakan, kunjungannya ke lokasi itu untuk mengobati rasa keingintahuannya terkait beberapa mitos yang ada di obyek tersebut.

"Saya juga tertarik dengan mitos setelah bertapa di sana, pertapa dapat secara langsung berada di Pantai Laut Selatan," katanya.

Di sisi lain, setelah mengunjungi obyek wisata tersebut, wisatawan bisa melengkapi wawasan sejarahnya dengan mendatangi Museum Airlangga yang berisi 142 koleksi benda bersejarah peninggalan masyarakat Kota Kediri terdahulu.

Suminah, staf Dinas Pariwisata Kota Kediri, mencontohkan, di museum yang sejak awal berdiri pada tahun 1982 bernama Museum Tirtoyoso dan pada tahun 1990 berpindah lokasi di area Gunung Klotok terdapat beraneka ragam benda bersejarah semisal, patung Prabu Airlangga, patung Dewa Syiwa, patung Ganesha, arca lumbung padi, perahu, keben (hiasan untuk atap rumah dan candi), makara (batu pancuran air).

"Saat musim libur seperti sekarang, di sini juga terjadi peningkatan pengunjung hingga 20 persen," katanya.

Supriyadi, pengunjung museum asal Kota Tahu (Kediri), mengatakan, ketertarikan ke lokasi itu karena ingin memperdalam pengetahuannya tentang sosiologi masyarakat Kota Kediri zaman dulu. Apalagi, di dekat museum tersebut juga terdapat obyek wisata religi berupa Pura Penataran Agung Kilisuci, yang dibangun di atas tanah 6500 meter persegi.

"Mumpung ada waktu untuk berlibur, saya manfaatkan momen ini untuk melihat-lihat kekayaan budaya Kota Kediri masa lampau," katanya.

(Musyawir/FB/ant)

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved