Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Jual beli bangunan cagar budaya memprihatinkan

Format : Artikel

Impresum
- : , 2009

Deskripsi
Sumber:
Kompas.com: Minggu, 26 Juli 2009

Isi:

YOGYAKARTA, KOMPAS.com--Jual beli bangunan cagar budaya di Kotagede, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang makin marak akhir-akhir ini cukup memprihatinkan, kata Ketua Yayasan Widya Budaya Yogyakarta Widi Utaminingsih.

"Bangunan itu merupakan warisan budaya nenek moyang yang tidak ternilai harganya, sehingga apapun alasan dari pemilik bangunan tersebut, menjual belikan bangunan yang termasuk warisan budaya patut disayangkan," katanya di Yogyakarta, Sabtu.

Ia mengakui bahwa banyak bangunan cagar budaya tidak terawat karena pemiliknya tidak mampu membiayai, sehingga bangunan itu dibiarkan terbengkelai atau justru dijual kepada orang lain.

Menurut dia, pascagempa di Yogyakarta 2006, banyak bangunan cagar budaya di wilayah Kotagede rusak dan oleh pemiliknya bangunan yang merupakan rumah adat itu dibongkar dan dijual.

Bangunan itu oleh pembeli dipidahkan ke luar wilayah Kotagede, sehingga dikhawatirkan ciri khas Kotagede sebagai bekas ibukota Kerajaan Mataram Islam akan punah.

Karena itu, perlua dilakukan sosialisasi mengenai larangan jual beli bangunan yang termasuk cagar budaya. Masyarakat hendaknya dipahamkan bahwa jika menjual bangunan warisan budaya itu dilarang, kata Widi Utaminingsih yang yayasannya bergerak di bidang penelitian dan pengembangan wisata berwawasan budaya dan kebangsaan.

Menurut dia, bangunan cagar budaya yang ada di wilayah Provinsi DIY sebenarnya bisa menjadi objek wisata menarik bagi wisatawan mancangera (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) yang berkunjung ke daerah ini.

Karena itu, bangunan kuno yang memiliki nilai artistik tinggi itu sangat disayangkan jika hanya terbengkalai rusak di makan zaman.

"Sangat memprihatinkan jika saat ini banyak peninggalan bangunan kuno yang menjadi cagar budaya namun rusak atau justru dihilangkan untuk kepentingan lain," katanya.

Menurut dia, memang banyak bangunan cagar budaya yang sudah berubah dari aslinya karena oleh pemiliknya sudah diubah atau direnovasi untuk kepentingan bisnis atau kegiatan lain.

"Padahal jika bangunan tersebut dirawat kembali dan dikelola dengan baik, akan dapat menjadi objek wisata menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah ini," katanya.

Ia mengatakan, potensi wilayah Kotagede Yogyakarta sudah dikenal luas oleh masyarakat baik di dalam negeri maupun luar negeri. Selama ini Kotagede dikenal sebagai sentra produksi kerajinan perak dan terdapat makam raja-raja Mataram Islam serta situs kerajaan tersebut.

Namun, kehidupan masyarakat Kotagede beserta rumah adat yang masih banyak dijumpai di kawasan itu dan memiliki potensi sebagai objek wisata karenaya perlu dipromosikan lebih gencar agar sisi lain dari Kotagede dapat dikenal wisatawan baik mancanegara maupun nusantara.

"Wisatawan yang berkunjung di Kotagede, selain bisa berbelanja produk kerajinan perak, juga bisa menikmati suasana kehidupan masyarakat Kotagede beserta bangunan adat peninggalan masa lalu," kata Widi Utaminingsih.

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved