Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library
Format : Artikel
Impresum
-
: , 2009
Deskripsi
Sumber:
Kompas.com: Selasa, 11 Agustus 2009
Isi:
UNGARAN, KOMPAS.com--Pemerintah Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, menilai banyak benca cagar budaya (BCB) yang ditemukan di daerah ini belum terdeteksi sejarahnya, padahal ini penting untuk mengungkap keterkaitan BCB dengan konteks zamannya.
"Masalah itu juga menjadi kesulitan pertama yang akan dihadapi terkait rencana pengembangan BCB pemandian kuno yang baru ditemukan di Derekan," kata Kabid Kesejarahan, Museum dan Kepurbakalaan Disporabudpar Kabupaten Semarang, Etty Dwi Lestari di Ungaran, Senin.
Ia mengatakan, sulit mengetahui sejarah suatu BCB karena di samping minim dan sulitnya mencari literatur, juga disebabkan kemampuan sumber daya manusia yang harus mengetahui bahasa dan sejarah kuno.
"Mencari naskah sejarahnya saja sulit, belum memahami bahasanya yang kuno, bahkan ditambah harus mencocokkan antara naskah yang satu dengan yang lain," katanya.
Ia mengatakan, aspek kesejaharan di Kabupaten Semarang memang dapat ditemukan di berbagai perpustakaan, akan tetapi jika menyangkut sejarah kabupaten Semarang paling lengkap di museum dan perpustakaan di Madura.
"Akan tetapi naskahnya menggunakan bahasa kuno, jadi selain butuh biaya banyak juga SDM yang mumpuni," katanya.
Ia mengatakan, tidak terawatnya 527 BCB bergerak dan 46 BCB tidak bergerak selain disebabkan minimnya dana juga akibat SDM yang kurang.
Rencana pengembangan pemandian kuno yang baru ditemukan, katanya, lebih baik dilakukan penelusuran sejarah terlebih dahulu dengan melibatkan arkeolog Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jateng saja, jangan ahli sejarah.
Ia mengatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi untuk mengkaji pemandian kuno tersebut sehingga pendapat yang mengatakan pemandian yang ditemukan satu zaman dengan Candi Ngempon belum pasti karena belum dikaji.
"Kami sudah berkomunikasi dengan BP3 Jateng untuk melakukan pemintakatan (zoning area) untuk memperlakukan BCB, sehingga bisa ditentukan bagaimana pembangunan dan pengembangan akan dilakukan," katanya.
Ia mengatakan, pemintakan akan dilakukan dengan melakukan pembagian zona, dimana ada zona inti (daerah yang dekat BCB), zona penyangga untuk melindungi BCB dari kemungkinan pencemaran bangunan dengan membangun taman misalnya, dan zona pengembangan.
"Mestinya bangunan dan tenda yang baru berdiri di dekat temuan pemandian kuno itu tidak boleh," katanya.
Ia mengatakan, pengembangan BCB pemandian kuno akan difungsikan sebagaimana aslinya dan pengembangannya diupayakan tidak melanggar UU Nomor 5 tentang Pengembangan BCB.
Sekretaris Daerah Kabupaten Semarang, Warnadi mengatakan, temuan kekayaan lokal berupa pemandian kuno candi, arca dan pemandian kuno di Desa Derekan, Kecamatan Pringapus akan ditindaklanjuti dengan membuat paket wisata candi.
"Pada 2010 akan dialokasikan anggaran untuk pengembangannya penelusuran sejarah melalui semiloka atau seminar," kata Warnadi.
Subject :
Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved