Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Pembangunan kota jangan lupa sejarah

Format : Artikel

Impresum
Iwan Santosa - : , 2009

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Senin, 5 Oktober 2009 | 04:04 WIB

Isi:

Kaohsiung, Kompas - Pembangunan kota harus melestarikan sejarahnya. Presiden International Urban Development Association atau INTA Budi Sastrawinata yang ditemui di Kaohsiung, Taiwan, Minggu (4/10), menjelaskan, modernisasi yang dilakukan harus tetap menjaga kelestarian sejarah kota.

"Kaohsiung sebagai kota nomor dua dan pelabuhan terbesar di Taiwan melestarikan situs sejarah yang berjalan bersama perkembangan pesat kota," kata Budi.

Budi menambahkan, peran swasta dan pemerintah harus berjalan bersama dalam pembangunan dan pelestarian.

Kaohsiung, lanjut Budi, merupakan contoh karena situs sejarah Pulau Cijin di depan Pelabuhan Kaohsiung dipertahankan seperti keadaan aslinya. Pelabuhan peti kemas paling sibuk di Taiwan dapat berdampingan dengan situs sejarah tempat perkampungan nelayan, kuil tua, mercusuar antik, benteng, dan museum maritim.

Potensi serupa juga terdapat di kawasan Tanjung Priok yang memiliki tempat ziarah di lokasi pelabuhan dan situs sejarah, seperti kawasan Marunda, Benteng Belanda, pemakaman Perang Dunia II, dan kelenteng Ancol. Ada juga Museum Bahari di dekat Pelabuhan Sunda Kelapa.

Taiwan merupakan contoh menarik bagi pembangunan urban karena ada ikatan sejarah erat dengan Jakarta. Tahun 1600-an semasa kekuasaan Serikat Dagang Hindia Timur Belanda (VOC) di Batavia (Jakarta) dan Formosa (Taiwan), seluruh Formosa dikendalikan dari kantor pusat VOC di Batavia.

Di akhir Dinasti Ming, Kapiten China pertama di Batavia, Souw Beng Kong, dengan 300 pedagang Tionghoa membuka hubungan dagang dengan Formosa. Hubungan dagang itu akhirnya membuat Batavia menjadi pusat ekonomi yang akhirnya mengalahkan Banten, lalu menjadi cikal bakal kota modern Jakarta.

Dalam pantauan di Kaohsiung, kota industri terbesar di Taiwan itu tersusun rapi dalam blok bangunan. Pedagang kaki lima diatur rapi, lalu lintas teratur dan lokasi bersejarah dipelihara dan menjadi pusat kegiatan di tengah perkembangan kota yang pesat.

Sungai dan alur pelabuhan juga dikembangkan untuk pariwisata di tengah hiruk pikuk kegiatan bongkar muat peti kemas. Mulut sungai yang mengalir di dekat Pelabuhan Kaohsiung disebut Love River, menjadi pusat wisata malam keluarga.

Budi optimistis pembangunan di Jakarta dapat mencontoh Taiwan. "Gubernur DKI yang sekarang terlihat memiliki kepedulian terhadap pelestarian sejarah. Kawasan Kota Tua berulang kali diperhatikan oleh Fauzi Bowo," kata Budi.

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved