Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Perilaku Pengendara Jakarta Kembali Primitif

Format : Artikel

Impresum
- : , 2009

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Senin, 7 September 2009 | 03:56 WIB
http://www.kompas.com/read/xml/2009/09/07/07045676/perilaku.pengendara.jakarta.kembali.primitif

Isi:

Jakarta, Kompas - Masalah akut menghinggapi lalu lintas di Ibu Kota. Kemacetan yang terjadi setiap hari diperparah oleh perilaku barbar para pengendaranya.

Sejumlah pengamat menuding kekacauan lalu lintas Jakarta adalah cermin perilaku pemimpinnya yang selalu membuahkan kebijakan tidak tepat.

"Perilaku pengendara, apa pun kendaraannya, brutal dan primitif. Semuanya egois," kata Tulus Abadi, pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Minggu (6/9).

Lihat saja, tambah Tulus, sepeda motor yang menerabas trotoar sampai melawan arus serta mobil pribadi yang diisi satu-dua orang saja dan memenuhi semua ruas jalan. Angkutan umum, demi mengatasi tingginya persaingan, berhenti di sembarang tempat, ngetem, tanpa peduli kemacetan yang terjadi di belakangnya.

Mobil pribadi dan angkutan umum juga tanpa merasa salah masuk ke jalur bus transjakarta.

Berkendara sambil sibuk menelepon, lanjut Tulus, biarpun di atas sepeda motor, lazim dilakukan. Ancaman kecelakaan sepertinya tak terpikirkan. Rambu lalu lintas dianggap angin lalu.

"Perilaku barbar bukan murni salah pengendara, tetapi karena tidak ada regulasi yang dirancang agar pengendara disiplin. Pemerintah juga selama 40 tahun terakhir tidak bisa memenuhi ketersediaan angkutan massal yang baik," kata Ketua Program Studi Doktor Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Hamdi Muluk.

Hamdi dan Tulus yakin penambahan jalan tol bukan jalan keluar bagi kekacauan lalu lintas. Mereka menuntut agar sistem transportasi massal segera direalisasikan seiring tindakan tegas oleh pemerintah bagi pengendara nakal. (NEL/ECA/WIN)
foto:
Antrean pengguna jalan yang hendak melintas di Jalan KH Mas Mansyur, dari dan ke arah Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (5/9). Kemacetan panjang tersebut terjadi karena aktivitas parkir, pedagang kaki lima, dan pelanggar rambu lalu lintas di ruas jalan tersebut

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved