Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Mengangkat Derajat Upacara Adat Gunungkidul

Format : Artikel

Impresum
- : , 2009

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Selasa, 3 November 2009 | 09:02 WIB
http://www.kompas.com/read/xml/2009/11/03/09020324/mengangkat.derajat.upacara.adat.gunungkidul

Isi:

GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terus berupaya menjadikan sejumlah upacara adat tradisional di wilayah itu sebagai objek wisata andalan.

"Kami terus mendata dan mengkaji sejumlah upacara tradisional di Gunungkidul, sehingga pada masa mendatang upacara adat tersebut layak dijual dalam bentuk paket wisata andalan," kata Kepala Bidang Pengembangan Produk Budaya Disparbud Gunungkidul Bhirowo Edie di Wonosari, Senin (2/11).

Ia mengatakan, upacara adat bersih desa, bersih telaga, nyadran, dan aneka upacara adat yang setiap tahun diselenggarakan warga dapat dikemas dalam paket wisata untuk dijual kepada wisatawan nusantara dan mancanegara.

"Sejumlah upacara adat yang saat ini sudah dikembangkan menjadi objek wisata adalah upacara adat cing-cing goling di Kecamatan Karangmojo, nyadranan Gunung Gambar, sedekah laut Pantai Baron, dan upacara bersih telaga Jonge kecamatan Karangmojo," katanya.

Upacara adat tersebut setiap tahun selalu mendapat perhatian masyarakat dari Gunungkidul maupun dari luar daerah. "Meskipun sudah mengalami perkembangan dibanding beberapa tahun sebelumnya, tetapi pengembangan upacara adat menjadi objek wisata belum mampu menarik banyak wisatawan mancanegara ke DIY," katanya

Ia menjelaskan tradisi di Gunungkidul potensial untuk dijadikan objek wisata andalan, namun pengembangannya belum digarap secara maksimal.

"Kami berusaha mengembangkan wisata tradisi dengan menggencarkan promosi ke luar daerah dan mancanegara untuk mendongkrak kunjungan wisatawan yang datang ke Gunungkidul," katanya.

Menurut dia sejumlah upacara adat telah berlangsung sejak zaman dulu, saat kerabat Raja Majapahit Brawijaya V melarikan diri dan menetap sehingga menjadi cikal bakal warga di Gunungkidul.

"Cing-cing goling dan bersih desa Telaga Jonge merupakan dua upacara tradisional yang dimulai sejak masa pemerintahan Kerajaan Majapahit. Upacara tersebut diilhami oleh kerabat dan prajurit Majapahit yang lari ke wilayah Gunungkidul. Mereka menjadi cikal bakal terbentuknya tatanan masyarakat di Gunungkidul," katanya.

MBK

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved