Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Mutiara Tersembunyi Yogyakarta : Kuliner!

Format : Artikel

Impresum
- : , 2009

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Selasa, 3 November 2009 | 10:21 WIB
http://www.kompas.com/read/xml/2009/11/03/10212961/mutiara.tersembunyi.yogyakarta.kuliner

Isi:

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Yogyakarta lama dikenal sebagai salah satu tujuan wisata populer di Indonesia. Aneka budaya dan kultur masyarakat Yogya menjadi daya tarik khas yang megundang wistawan datang ke sana.

Namun, potensi Yogyakarta tidak hanya pada budaya atau obyek wisatanya. Ada mutiara tersembunyi yang hingga kini belum tergarap maksimal. Apa itu? Kekayaan kuliner Yogya.

Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY) menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan kuliner tradisional sebagai wisata alternatif di kota ini, selain wisata budaya.

"Salah satunya adalah gagasan dari BP2KY untuk menggelar festival makanan tradisional, dan saat festival ini sudah berjalan seperti sekarang, maka sudah ada pihak lain yang mengelolanya," kata Ketua BP2KY Ferry Astono di Yogyakarta, akhir pekan lalu.

Ia mengatakan, lokasi penyelenggaraan festival makanan tradisional itu cukup strategis dan perlu dikembangkan, misalnya bekerja sama dengan pengelola Benteng Vredeburg untuk membuka kafe yang menyajikan makanan dan camilan khas Yogyakarta yang sudah jarang ditemui.

"Tetapi, ide ini belum disambut baik dan belum ada pihak yang ingin menanamkan modalnya untuk mewujudkan gagasan tersebut," katanya.

Oleh karena itu, salah satu alternatif untuk mewujudkan komitmen pengembangan makanan tradisional menjadi wisata kuliner di Yogyakarta, salah satunya dengan menyisipkan makanan tradisional pada saat perjamuan dengan tamu dari negara asing, pejabat, wisatawan asing serta wisatawan domestik.

"Prospek wisata kuliner di Yogyakarta sangat bagus, karena banyak makanan dan kue-kue tradisional yang dimiliki Yogyakarta, selain gudeg yang sudah terkenal," katanya.

Ia mencontohkan salah satu kue yang sudah sangat sulit dicari adalah kue kolombeng, sejenis bolu yang dibuat dengan bahan yang sederhana yaitu tepung terigu dan gula. "Begitu pula bronkos dan lodeh, serta berbagai makanan lain dengan cita rasa khas Yogyakarta yang manis," katanya.

Berbagai toko oleh-oleh makanan yang ada di Patuk atau Jalan Mataram Yogyakarta, kata Ferry juga merupakan duta yang baik untuk pengembangan wisata kuliner di Yogyakarta.

Sebelumnya, di halaman Plaza Serangan Oemoem 1 Maret yang berdampingan dengan Benteng Vredeburg digelar festival makanan tradisional.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Yulia Rustiyaningsih menyebut keragaman kuliner di Yogyakarta adalah aset sekaligus potensi wisata alternatif yang bisa dikembangkan untuk menambah jenis wisata yang telah terlebih dulu berkembang.

Menurut dia, kuliner adalah kebutuhan pokok ketiga bagi wisatawan selain akomodasi dan penginapan, sehingga potensi itu seharusnya dapat digali menjadi wisata tersendiri di Kota Yogyakarta, khususnya makanan tradisional.

MBK

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved