Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Rumah Lanting, Potensi Wisata Budaya di Tepi Sungai

Format : Artikel

Impresum
- : , 2009

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Selasa, 15 September 2009 | 09:01 WIB
http://www.kompas.com/read/xml/2009/09/15/09011827/rumah.lanting.potensi.wisata.budaya.di.tepi.sungai

Isi:

PALANGKARAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng), masih menempatkan rumah lanting (rumah-rumah di atas sungai) sebagai bagian dari kebudayaan Kota Palangkaraya untuk dijual sebagai objek wisata.

"Karena bagian dari kebudayaan dan objek wisata, maka keberadaan ’rumah lanting’ ditangani oleh dinas budaya dan pariwisata," kata Kepala Dinas Tata Kota Bangunan dan Pertamanan Kota Palangkaraya Adirama Bahan, Senin (14/9).

Dengan ditangani oleh pemerintah tersebut, maka diharapkan rumah lanting yang ratusan buah jumlahnya itu akan kian menarik hingga menjadi ciri khas kota dan objek wisata.

Adirama menjelaskan, ada aturan untuk membangun rumah pada batas tertentu dari sempadan sungai, namun pengambilan kebijakan sepenuhnya berada pada wali kota.

Pengembangan rumah lanting sebagai kebudayaan berarti membiarkan rumah lanting tersebut tetap berada di tempatnya, namun nantinya ada penataan yang lebih baik atau sesuai dengan tujuan peraturan pemerintah tentang batasan sempadan sungai tersebut.

Menurut dia, kebudayaan rumah lanting tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat yang tinggal di tepian sungai, seperti di Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Selatan.

Motivasi masyarakat membangun rumah di atas sungai pada dasarnya adalah motif ekonomi, misalnya di daerah kelurahan Pahandut Seberang, kebanyakan penduduknya berkeramba ikan atau memelihara ikan dalam kotak kayu untuk dijual, tambahnya.

Berdasarkan pengamatan, rumah lanting yang ada di Kota Palangkaraya tersebar sepanjang Kelurahan Tumbang Rungan, Tanjung Pinang, Pahandut Seberang, dan Kabpaten Kapuas yang merupakan daerah pasang surut.

Meskipun belum melakukan pendataan berapa jumlah rumah lanting ini, namun menurut Adirama, jumlahnya tidak bertambah signifikan.

Sementara itu, Adi (30) yang merupakan warga Kelurahan Pahandut Seberang mengaku, aktivitas warga rumah lanting berkisar pada pemeliharaan ikan untuk dijual di pasar serta jasa transportasi penyeberangan.

Adi berharap pemerintah lebih memperhatikan masyarakat rumah lanting dengan kembali menghidupkan aktivitas di sungai terutama dermaga Rambang yang beberapa tahun ini sepi.

MBK

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved