Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Betapa Tergantungnya Indonesia Timur pada Turis Eropa

Format : Artikel

Impresum
- : , 2009

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Senin, 14 September 2009 | 08:31 WIB
http://www.kompas.com/read/xml/2009/09/14/08313856/betapa.tergantungnya.indonesia.timur.pada.turis.eropa

Isi:

DENPASAR, KOMPAS.com - Keberhasilan pengembangan sektor pariwisata di kawasan Indonesia timur (KTI) sangat tergantung dari upaya mengembalikan penerbangan langsung dari negara-negara di kawasan Eropa ke Indonesia.

"Untuk itu perlu ada terobosan bagaimana agar penerbangan langsung dari negara-negara di kawasan Eropa ke Indonesia, khususnya Bali kembali bisa dilakukan," kata Koordinator Masyarakat Pariwisata kawasan timur Indonesia Nico B.Pasaka di Nusa Dua, Bali Minggu (13/9).

Bersama rekannya pengamat dan praktisi pariwisata, Jro Gede Karang T. Suarshana MBA, ia mengaku, sejak terhentinya penerbangan langsung oleh Garuda dari negara-negara di kawasan Eropa mengakibatkan anjloknya 70 persen usaha pariwisata di Indonesia timur.

"Wisatawan yang berkunjung ke kawasan Indonesia timur kebanyakan dari negara-negara di kawasan Eropa," tutur Nico Pasaka.

Sejak terhentinya penerbangan langsung tersebut usaha dan pengembangan pariwisata di KTI menurun drastis. "Dari rata-rata 5.000 wisatawan yang berkunjung ke Bali setiap harinya yang melanjutkan perjalanan ke Indonesia timur tidak lebih dari 50 orang atau sepuluh persen, sehingga pariwisata di kawasan timur berkembang tidak sesuai harapan," ujarnya.

Untuk itu pihaknya telah mengajak 12 gubernur di kawasan Indonesia timur untuk patungan menyewa pesawat berbadan lebar guna mengembalikan jadwal penerbangan langsung dari negara-negara Eropa ke Indonesia.

"Jika masing-masing gubernur menyisihkan Rp 5 miliar akan terkumpul dana Rp 60 miliar dan itu sanggup untuk menyewa sebuah pesawat berbadan lebar yang pengoperasiannya dipercayakan kepada perusahaan penerbangan Garuda Indonesia," ujar Nico B. Pasaka yang juga mantan Wakil Ketua ASITA Sulawesi Selatan.

Ia yakin jika patungan menyewa pesawat itu dapat dilakukan secara bertahap mampu memajukan pariwisata di Indonesia, khususnya kawasan timur Indonesia.

Pengamat dan praktisi pariwisata, Jro Gede Karang T. Suarshana MBA berharap pemerintah mendorong penerbangan Garuda Indonesia dan perusahaan penerbangan swasta lainnya menjangkau kawasan Eropa dan negara-negara lain yang menjadi pasaran potensial pariwisata Nusantara.

Selain itu mendorong penerbangan asing lebih banyak membawa wisatawan ke Indonesia. Upaya itu disertai promosi pariwisata ke negara-negara potensial, terutama negara-negara maju yang penduduknya banyak.

Cina, India dan negara-negara Eropa yang penduduknya besar dan masyarakatnya mempunyai kesenangan melakukan kunjungan wisata ke luar negeri perlu digarap secara maksimal, harap Suarshana.

MBK

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved