Welcome to Pusat Dokumentasi Arsitektur Library

Artikel Detail

Menanti Taman Agrowisata di Barito Utara

Format : Artikel

Impresum
- : , 2009

Deskripsi
Sumber:
Kompas: Selasa, 8 September 2009 | 07:50 WIB
http://www.kompas.com/read/xml/2009/09/08/0750534/menanti.taman.agrowisata.di.barito.utara

Isi:

MUARA TEWEH, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Barito Utara (Barut),Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2009 memprogramkan pembuatan rencana induk (master plan) kawasan agrowisata dengan sasaran luas mencapai 50 hektare.

"Kawasan agrowisata ini nantinya dapat berfungsi sebagai tempat pembibitan hortikultura dan wisata," kata Plt Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Barut, Sunoto di Muara Teweh, Senin (7/9).

Lokasi sentra pembibitan hortikulura milik Pemkab Barut yang terletak di kilometer 7 Jalan Negara Muara Teweh - Puruk Cahu ini telah dibuka dan ditanami 15 jenis tanaman buah-buahan atau 600 pohon induk seluas 11 hektare.

Sunoto mengatakan, secara bertahap ke depannya luas kawasan tersebut dikembangkan hingga mencapai 50 hektare sehingga menjadi salah satu lokasi agrowisata yang menarik bagi kabupaten di pedalaman Sungai Barito.

"Lelang pembuatan master plan telah dilakukan tinggal pelaksanaan dilapangan oleh pihak konsultan," katanya didampingi Kabid Pertanian, Roosmadianor.

Sunoto menjelaskan, lokasi tersebut saat ini ditanami ratusan pohon durian dari berbagai varietas yang dikembangkan dengan cara okulasi dan sebagian sudah berbuah.

Saat ini kawasan itu masih belum dapat dikunjungi masyarakat karena tanaman hortikultura masih masa pertumbuhan sehingga belum menghasilkan.

Namun demikian, pihaknya mulai saat ini terus mengembangkan lokasi tersebut dengan membuat gambar dasar sehingga nantinya peruntukan kawasan itu sudah difungsikan seiring tanaman hortikultura sudah berbuah.

"Jadi mulai saat ini lokasi itu akan menjadi pusat wisata buah-buahan baik jenis nasional maupun lokal," katanya.

Tanaman yang dikembangkan diantaranya salak tanpa biji, kelengkeng dataran rendah, cempedak lokal, cempedak king (tanpa biji) bibitnya didatangkan dari negara Malaysia, alpukat, mangga, jeruk siam, duku palembang, dan rambutan rapiah serta ratusan durian dari berbagai jenis baik varietas lokal dan unggul nasional

"Untuk durian, kita mempunyai varitas lokal jenis gantar bumi yang dipatenkan menjadi unggul nasional yang dikembangkan dengan pola ukolasi," ujarnya.

Selain itu juga, telah dikembangkan tanaman obat dan buah-buahan langka yang tumbuh di kawasan hutan daerah ini guna mencegah kepunahan. "Sejumlah tanaman obat dan buah-buahan itu kami tanam dengan sistem terasering di kawasan berbukitan," tambahnya.

Buah-buahan langka yang hanya bisa didapat di sekitar hutan di kabupaten pedalaman Kalteng ini diantaranya tangkuhis, siwaw, bulau, tangkaring, manggis dan lanamon.Sedangkan tanaman obat langka diantaranya saluang belum, pasak bumi dan mahkota dewa.

Selain kedua jenis tumbuhan langka itu di sentra agrowisata tersebut juga dikembangkan tanaman jenis empun-empun yaitu serai, jahe, laos dan temu kunci. "Khusus untuk tanaman obat tersebut biasanya digunakan warga suku Dayak sebagai minuman kesehatan dan penambah gairah serta semangat," katanya.

MBK

Copyrights © 2016 Pusat Dokumentasi Arsitektur. All rights reserved