Dua Tahun Tutup, Museum Fatahillah Dipermak

Museum Fatahillah. (TEMPO/Zulkarnaen)

TEMPO Interaktif, Jakarta - Museum Sejarah Jakarta atau dikenal sebagai Museum Fatahillah di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, akan ditutup selama 2 tahun untuk restorasi. "Konservasi ini bekerja sama dengan Kedutaan Besar Belanda," ujar Kepala Museum Sejarah Jakarta, Eni Prihatin, Jumat 8 Juli 2011.

Eni mengatakan, sejak Januari hingga Juli tahun ini Pusat Dokumentasi Arsitektur Indonesia bersama Kedutaan Belanda mengadakan penelitian dan pendataan kerusakan museum. Eni mengatakan, hasil penelitian menyebutkan bahwa museum yang dibangun pada 1712 ini mengalami kerusakan berat. "Kusen jendela keropos, lantai kayu banyak yang melengkung," kata Eni menambahkan.

Berdasarkan hasil penelitian, telah dibuat blue print perencanaan konservasi. Laporan itu diserahkan pihak peneliti kepada Kedutaan Belanda Selasa, 5 Juli 2011. Dalam acara ini hadir pula Dr. Ben Knapen yang merupakan Menteri Urusan Eropa dan Kerja sama Internasional Belanda.

Eni menyebutkan, penelitian ini diperlukan karena konservasi benda cagar budaya harus dilakukan secara saksama. "Misalnya kalau mau mengganti kayu atau plester, diupayakan dengan jenis yang sama dengan sebelumnya," ujar Eni menambahkan.

Eni mengatakan Kedutaan Belanda akan membantu Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat untuk pembiayaan konservasi ini. "Tapi, untuk estimasi dana belum tahu," katanya.

Eni memperkirakan konservasi ini akan mulai dilakukan pada 2012. "Saya harap pelaksanaannya bisa dilakukan secepatnya agar hasil penelitian makin akurat," ujarnya. Saat pelaksanaan, Eni mengatakan museum ini akan ditutup total selama 2 tahun.

Kepala Unit Pengelola Kawasan Kota Tua, Gatut Dwi Hastoro, mengapresiasi kerja sama konservasi ini. "Bangunan peninggalan Belanda ini merupakan cagar budaya yang layak dikonservasi, dan ternyata Belanda masih punya kepedulian terhadap bangunan ini," ujarnya

RATNANING ASIH

http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2011/07/08/brk,20110708-345578,id.html